Pihaknya mengingatkan seluruh pihak, baik masyarakat dan fasilitas pelayanan kesehatan agar peduli dengan penyakit lain semisal Leptospirosis ini. Agar nantinya penanganan dapat dilakukan secara maksimal.
Untuk itu, kata Endang, dibutuhkan kecepatan diagnosis, daya tahan tubuh dan pengobatan dengan antibiotik. Mengingat penyakit Leptospirosis ini disebabkan oleh bakteri.
Sejumlah langkah pencegahan juga terus disosialisasikan kepada masyarakat. Di antaranya dengan meningkatkan daya tahan tubuh dengan Germas, menutup makanan, serta segera membersihkan diri dengan sabun jika melakukan aktivitas rentan interaksi dengan tikus.
"Apabila ada luka tubuh ditutup. Gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan maupun sepatu bot saat beraktivitas rentan interaksi dengan tikus," pungkasnya.
Baca Juga:Hingga Juni 2022 Jogja Catat 6 Kasus Leptospirosis, 2 Meninggal Dunia
Diketahui, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta mencatat sudah ada 6 kasus Leptospirosis hingga Juni 2022 tahun ini. Dari jumlah tersebut dua kasus dinyatakan meninggal dunia.
Berdasarkan data dari Dinkes Kota Jogja kasus Leptospirosis itu ditemukan di Pandeyan, Prawirodirjan serta Danurejan.