SuaraJogja.id - Warga sebuah dusun di Kalurahan Sumberagung Kapanewon Jetis Kabupaten Bantul meradang. Pasalnya, beberapa orang bocah perempuan berumur belasan tahun telah menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh S (53) marbot masjid setempat.
Kanit Reskrim Polsek Jetis Ipda Yuwono ketika dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut. Setidaknya ada 4 bocah yang duduk di bangku sekolah Menengah Pertama (SMP) yang menjadi korban pelecehan yang dilakukan oleh S sejak awal tahun ini.
Tokoh masyarakat sempat melakukan mediasi antara keluarga korban dengan pelaku, namun hasilnya masih ada pihak yang belum puas. Hingga akhir dibuatlah laporan polisi dan kini kasus tersebut telah masuk ke tahap penyelidikan.
"Sebentar lagi kita akan menyerahkan berkasnya," ujar Yuwono, Rabu (24/8/2022) siang di kantornya.
Baca Juga:Pemkab Bantul Pangkas Aturan dan Birokrasi yang Hambat Investasi
Para korban rata-rata mengalami pelecehan seksual ketika mereka jajan di warung kelontong milik pelaku. Saat korban membeli jajanan itulah, pelaku mendekati korban dengan cara merangkul kemudian menciuminya dan meraba-raba area sensitif.
Aksi tersebut dilakukan dalam kurun waktu 6 bulan terakhir. Aksi pelaku terungkap ketika korban terakhir melaporkan tindakan pelaku ke orangtuanya. Saat itu korban mengaku takut untuk datang ke warung milik pelaku ketika disuruh orangtuanya membeli sesuatu.
"Korban mengaku takut datang ke warung kelontong pelaku karena pernah mengalami hal yang buruk," ungkapnya.
Orangtua korban yang penasaran lantas menginterogasi anaknya dan terungkap jika anak tersebut pernah diciumi dan diraba bagian sensitifnya. Orangtua korban yang tidak terima lantas mendatangi pelaku bersama tokoh masyarakat.
Di hadapan warga pelaku mengakui perbuatannya. Namun alasannya tidak untuk melakukan pelecehan, tetapi pelaku mengaku dia melakukannya karena sayang seperti perasaan orangtua terhadap anaknya.
Baca Juga:Tingkatkan Potensi Sebagai Desa Wisata Ikan Hias, Kadisoro Gelar Festival Ikan Hias Bantul 2022
"Jadi pelaku mengaku para korban sudah dianggap seperti anak sendiri," terangnya.
- 1
- 2