Intensitas Guguran Lava Gunung Merapi Turun, Kegempaan Dalam dan Dangkal Masih Tinggi

Aktivitas Merapi dalam sepekan ini cukup menurun jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya yang sempat meluncurkan puluhan guguran lava minggu lalu.

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 17 September 2022 | 10:16 WIB
Intensitas Guguran Lava Gunung Merapi Turun, Kegempaan Dalam dan Dangkal Masih Tinggi
Kondisi puncak gunung merapi saat mengeluarkan lava pijar beberapa waktu lalu. [Dok Instagram BPPTKG]

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) puluhan guguran lava dalam sepekan terakhir.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan aktivitas tersebut tercatat pada periode 9-15 September 2022. Pada pengamatan sepekan terakhir itu teramati sebanyak 13 kali luncuran lava.

"Pada minggu ini guguran lava teramati sebanyak 13 kali ke arah barat daya dominan ke Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter," kata Agus dalam keterangannya, Sabtu (17/9/2022).

Aktivitas Merapi dalam sepekan ini cukup menurun jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya yang sempat meluncurkan puluhan guguran lava minggu lalu. Selain itu juga tidak muncul pula awan panas guguran. 

Baca Juga:Pahitnya Nasib Kopi Merapi: Dihantui Wedhus Gembel, Dirusak Pemanasan Global

Disampaikan Agus, dalam pekan ini teramati tidak adanya pertumbuhan di volume kubah lava baik bagian barat daya maupun tengah. Dari segi morfologi juga tak ada perubahan yang signifikan di dua kubah lava tersebut.

"Berdasarkan analisis foto volume kubah barat daya masuh sebesar 1.624.000 meter kubik dan untuk kubah tengah sebesar 2.772.000 meter kubik," tuturnya. 

Agus menuturkan Intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi. Terutama untuk kegempaan dalam (VTA) dan dangkal (MP dan Guguran). 

Dalam sepekan terakhir ini kegempaan Gunung Merapi di antaranya sebanyak 429 kali gempa Vulkanik Dalam (VTA), 71 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 516 kali gempa Fase Banyak (MP), 1 kali gempa Frekuensi Rendah (LF), 426 kali gempa Guguran (RF), 37 kali gempa Hembusan (DG) serta 15 kali gempa Tektonik (TT).

Terkait dengan deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. Laju pemendekan jarak terjadi sebesar 0,7 cm per hari.

Baca Juga:Update Aktivitas Gunung Api di Indonesia, 4 Berstatus Siaga, 17 Lainnya Level Waspada

"Pada minggu ini tidak dilaporkan terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi. Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di sana," tandasnya.

Diketahui bahwa status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level III itu sudah berlangsung sejak 5 November 2020 lalu. 

Sedangkan gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu memasuki fase erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021. Saat itu ditandai dengan munculnya kubah lava di tebing puncak sektor barat daya dan di tengah kawah.

Agus menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km. Lalu untuk Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. 

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini