Gedung yang kini memiliki 7 lantai tersebut selesai dibangun setahun kemudian tepatnya pada Mei 2022. Grha Padmanaba terdiri atas lantai basement, ground, kemudian lantai 1 hingga 5.
"Ada ruang kelas, beberapa laboratorium, perpustakaan, lalu ada ruang di paling atas untuk tampil siswa juga," cetusnya.

Triyanto menuturkan bahwa gedung ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan ruangan di SMAN 3 Yogyakarta. Lalu untuk menjaga cagar budaya sebab banyak bangunan lama di Padmanaba itu yang menempel cagar budaya.
Sehingga dari pihak terkait pun meminta untuk bangunan-bangunan yang terlalu menempel dengan cagar budaya itu dihilangkan atau dirobohkan. Sehingga gedung ini dibangun sebagai pengganti gedung lama yang tak sesuai itu.
Baca Juga:Kisah Rumah di Saritem Menjadi Cagar Budaya Kota Bandung
"Selain itu juga untuk mendukung program pemerintah merdeka belajar. Jadi dari sisi pembelajarannya biar lebih modern sehingga anak-anak ini bisa berprestasi lebih baik," ujarnya.
Gedung senilai Rp17 Miliar itu, kata Triyanto, pemanfaatannya akan diserahkan kepada sekolah. Namun tak menutup kemungkinan jika ada pihak luar sekolah yang ingin memanfaatkan bisa juga dilakukan.
Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X atau Sultan HB X memastikan bahwa bangunan Grha Padmanaba sudah memenuhi aturan yang ada. Terlebih aturan membangun gedung baru di kawasan cagar budaya Kotabaru.
"Ya tidak apa-apa, wong ini melengkapi fasilitas yang ada, yang heritage yang di sana tidak diambrukkan," kata Sri Sultan.
Sultan menilai perencanaan pembangunan gedung pun sudah dilakukan dengan matang. Sehingga memang tak ada bangunan cagar budaya yang turut terdampak dalam pendirian Grha Padmanaba.
Baca Juga:Sri Sultan HB X Tinjau Hotel Ibis, Manajemen Baru Buka Lowongan untuk Karyawan Lama
"Saya kira dalam dulu merencakan kan sudah dipikirkannya, dalam arti bukan mengubah tapi menambah ruang-ruang yang kosong. Bukan gempur yang sudah ada. Dipertahankan (cagar budaya) bukan dipertahankan tapi memang enggak boleh (diubah)," tegasnya.