SuaraJogja.id - Aksi kejahatan jalanan yang dilakukan orang tak dikenal kembali terjadi di wilayah Gunungkidul. Bahkan aksi pembacokan di jalan ini terjadi di wilayah pelosok Gunungkidul. Beruntung korban bisa menghindar.
Minggu (18/09/2022) dini hari kemarin sekitar pukul 02.00 WIB, seorang staf Tata Usaha SMPN 1 Nglipar, Arifin Ahmad (41), mendapat dua kali sabetan senjata tajam saat pulang kerja lembur di sekolah.
Aksi kejahatan jalanan tersebut sempat viral di media sosial. Melalui pesan berantai di aplikasi WA, muncul kronologi hingga himbauan untuk berhati-hati.
"Hati2 nggih di daerah kita sdh berkeliaran klithih...semalem adek(mas Arifin TU SMPN NGLIPAR) di ikuti 2 motor & sempat mau di bacok untung bisa menghindar clurit nancep di jok motor & tas sobek"tulis Liyan meneruskan pesan yang ia terima sebelumnya.
Baca Juga:Ngeri! Wanita Dibacok Secara Membabi Buta di Deli Serdang, Polisi Buru Pelaku
Dalam pesan tersebut juga disertai foto celurit serta sandal jepit berwarna hitam.
Kemudian pesan lain yang beredar adalah
"Motor 2 nggo n max boncengan...mas Arifin di apit Seko ngarep kro mburi...di bacuk keno tas...njur bacukan ke 2 keno jok...mas Arifin Tulung Tulung
njur genthone mlayu....njur Bali ngalor no SMP njur kro koncone gawe laporan polisi," bunyi pesan tersebut.
"Ono info luor...mau bengi jam 2 mas Rrifin di serang cah nakal pakai 2 motor NMax nganggo clurit...untung mung keno tas
Baca Juga:Ogah Bayar Ongkos ABG Bacok Sopir Taksi Online, Darahnya Tercecer di Jalan
Karo jok motor..kejadian di Ngalian...mas Arifin mulih Seko lembur gawean no SMP.N. Kedungpoh...
Mas Arifi adine mbak Tutik putro ragile De Sarosa Alrmahum... Monggo tansah ngatos Atos anggenipun lumaku wayah ndalu.... supados waspada sedulur sedulur bileh teng ndess sampun onten kedadosan
klithih....," ujar penulis pesan.
Senin (19/9/2022) pagi, ketika dikonfirmasi, Arifin membenarkan peristiwa tersebut. Warga Padukuhan Nglipar Lor RT O1, RW 03 Kalurahan Nglipar Kapanewon Nglipar. Kendati menjadi sasaran kejahatan jalanan namun ia bersyukur karena masih selamat.
"Njih leres. Alhamdulillah saget menghindar," tutur dia, Senin melalui sambungan telepon.
Arifin menceritakan awal mula kejadian yang menimpanya tersebut. Minggu (18/9/2022) dinihari, sekira pukul 01.55 sampai pukul 02.00 WIB ia keluar dari pintu gerbang. Sampai di depan pintu gerbang ia melihat ada 4 orang berkendara dua kendaraan bermotor.
Keempat orang tersebut menggunakan dua sepeda motor Yamaha N Max yang satu baru dan satunya lagi NMax lama. Mereka mengenakan jaket gelap seperti Hodey karena ada kerudungnya yang dijadikan tutup kepala. Mereka melaju pelan di depan Arifin.
"Saya berjalan ke arah Wonosari. Karena mau pulang ke Logandeng," terang dia.
Saat itu Arifin sama sekali tidak menaruh curiga karena ia berpikir keempat orang itu hanya pengendara yang baru saja pulang touring. Arifin berjalan lambat mengikuti kedua motor di depannya tersebut. Arifin kemudian merasa curiga karena kedua kendaraan tersebut berjalan pelan.
Kemudian sesampai di depan Balai Desa Nglipar, kedua kendaraan tersebut berhenti berdampingan tanpa mematikan mesin. Karena berhenti, Arifin kemudian mendahului dua sepeda motor tersebut. Arifin berjalan seperti biasa menggunakan sepeda motor Yamaha Lexinya.
"Tapi kok mereka membuntuti saya. Saya lihat dari spion, posisinya motor itu yang satu di depan dan yang satu di belakang dengan jarak agak jauh," ungkap dia.
Kedua sepeda motor tersebut membuntutinya dan sekitar 500 meter kemudian, salah satu kendaraan tersebut menyusulnya. Salah satu pengendara ada yang meneriakinya untuk memintanya berhenti.
"Sik-sik, mandeg-mandeg," ujar dia.
Karena ada yang memintanya berhenti, Arifin lantas curiga pasti ada maksud jahat dari dua pengendara motor tersebut. Ia berpikir harus menghentikan kendaraannya karena jika tidak, ia pasti akan ditendang sehingga jatuh.
Arifin kemudian berhenti dan langsung merebahkan sepeda motornya tanpa menstandarkannya. Saat itu, Arifin melihat pembonceng sepeda motor tersebut mengayunkan celuritnya. Arifin langsung menghindar tetapi celurit tersebut mengenai tas gendongnya.
"Saya langsung berdiri di samping motor dan berteriak meminta tolong warga. Karena kejadian itu di depan rumah warga," ceritanya.
Motor pertama kemudian tancap gas karena panik. Namun ia kaget ketika motor kedua yang berada di belakangnya juga menghampirinya dan langsung mengayunkan celurit ke dirinya. Karena posisi motornya rebahan maka hanya mengenai jok motornya.
Arifin kemudian berteriak meminta tolong, namun kala itu tidak ada satu wargapun yang keluar. Setelah merasa aman, Arifin kemudian mendirikan sepeda motornya dan mencabut celurit tersebut dari jok motornya. Dia kemudian membuang celurit tersebut ke selokan.
"Saya terus kembali ke sekolah. Di pintu gerbang sekolah saya teriak-teriak memanggil teman. Terus kami kembali ke lokasi kejadian namun sebelumnya ke Polsek (Nglipar) untuk melaporkan peristiwa itu," terang dia.
Arifin mengaku syok dengan kejadian tersebut. Ia mengaku selama ini tidak pernah memiliki musuh secara sengaja. Meski sudah sering pulang larut malam, namun baru kali ini dirinya menjadi korban aksi yang ia sebut Klitih tersebut.
"Biasanya itu saya pakai mobil. Kebetulan saat kejadian kok pakai motor. Kebetulan kami lembur karena ada sinkronisasi data," ujar dia.
Kapolsek Nglipar AKP Sutarjo ketika dikonfirmasi membenarkan peristiws tersebut. Pihaknya kini tengah melakukan penyelidikan kasus tersebut dengan memintai keterangan korban dan sejumlah saksi.
"Kami juga mencari rekaman CCTV di jalur yang kemungkinan dilalui pelaku dan korban," kata dia.
Kontributor : Julianto