Hal itu disebabkan karena proses perendaman dan perkecambahan dapat meningkatkan nutrien yang terkandung di dalamnya. Kedelai, beras merah, dan kacang merah yang telah berkecambah juga mengandung protein tinggi dan kadar fitat menurun yang mampu meningkatkan kadar zat besi dan seng.
"Konsumsi pangan tinggi protein dapat meningkatkan sintesis albumin serum darah sehingga memicu pembentukan sel saat pertumbuhan dan menjaga organ hati sehat. Selain itu, zat besi membantu sintesis kolagen jaringan tulang, sementara seng membantu peningkatan panjang dan berat tulang femur," terangnya.
Lebih lanjut, Adiva berujar bahwa pihaknya tak hanya membandingkan kandungan produk antara bijian berkecambah dengan biji dorman saja. Melainkan juga membuat perbandingan antara dua metode pengolahan berupa metode sangrai dan oven.
Selanjutnya tim mereka turut melakukan berbagai uji produk tersebut. Di antara uji organoleptik produk pada anak SD, uji nutrition facts, dan uji in vivo.
Baca Juga:Lewat Temu Kangen, Kagama DKI Ajak Seluruh Alumni UGM untuk Berkumpul Kembali
"Inovasi SSB ini mampu menjadi alternatif jajanan bergizi untuk anak sekolah. Dengan adanya produk ini diharapkan ada peningkatan kualitas makanan untuk anak-anak. Ya sehingga dapat menekan angka stunting di Indonesia," tandasnya.