Pada seremonial penutupan, Doni Maulistya selaku Ketua I, menyampaikan laporan pelaksanaannya. Maulistya menyampaikan bahwa melalui strategi penyelenggaraan dan berbagai program yang telah dihadirkan, FKY 2022 dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran publik tentang pencatatan kebudayaan, juga sebagai upaya menghadirkan ruang festival yang menyajikan hiburan dan pengalaman yang baik sekaligus sebagai ruang berbagi pengetahuan bagi masyarakat.
Data kebudayaan yang dihadirkan dengan beragam bentuk dan medium harapannya juga dapat dimanfaatkan oleh publik secara luas di masa mendatang. Selanjutnya Dian Lakshmi Pratiwi, S.S., M.A. selaku Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY dalam sambutannya menyampaikan apresiasi tak terhingga kepada seluruh pihak yang terlibat dan tergerak mulai dari pelaksana hingga subjek dan objek kebudayaan.
Bahwasanya FKY 2022 sejalan dengan tema G20 di mana kebudayaan adalah jalan hidup berkelanjutan dan kebijaksanaan lokal dari masyarakat menjadi bagian dari upaya mempertahankan kehidupan berkelanjutan tersebut. “Catatan kebudayan yang dihasilkan melalui kerja festival ini merupakan data kebudayaan kita hari ini yang dapat terus dipelajari dan dikembangkan oleh masyarakat luas sebagai sumber inspirasi dan pengetahuan untuk masa depan”, tambahnya. Sambutan selanjutnya oleh Sekretaris Daerah DIY yang dibacakan oleh Aris Eko Nugroho S.P., M.Si. (Paniradya Pati Kaistimewaan) sekaligus menutup FKY 2022.
Aris Eko menyampaikan FKY menjadi salah satu pencapaian di bidang seni dan budaya, yang dihasilkan oleh para budayawan. Harapannya ke depan, FKY dapat terus menggambarkan, mendokumentasikan, dan merayakan keberdayaan warga masyarakat di dalam mengapresiasi kebudayaan.
Baca Juga:Teteg Wetan Kulon Progo Siap Ditutup 20 September 2022, Dishub Beberkan Rekayasa Lalu Lintasnya
Acara dilanjutkan dengan prosesi penyiraman bibit pohon trembesi menggunakan air yang terkumpul saat seremoni pembukaan. Bibit pohon ini kemudian diserahkan kepada lima panitia FKY yang berasal dari lima kabupaten/kota di DIY.
Pohon trembesi sendiri merupakan jenis pohon yang mempunyai kemampuan merawat air di bawahnya. Selain itu, ia juga menyerap karbondioksida lebih banyak dibanding pohon lain sehingga dapat membantu mengurangi polusi udara. Penyerahan bibit trembesi kepada panitia muda ini merupakan simbol dan harapan atas regenerasi dalam kerja kebudayaan.