SuaraJogja.id - Destinasi glamping atau glamour camping makin menjamur di Yogyakarta. Terbaru ada Arkamaya Sembung yang terletak di wilayah barat Yogyakarta, tepatnya Gunung Salam, Balecatur, Gamping, Sleman.
Destinasi glamping yang baru saja soft launching pada 1 Juni 2022 lalu itu berdiri di atas lahan perbukitan seluas kurang lebih 5 hektare. Resort itu memiliki daya tarik dengan menyuguhkan pemandangan hijau nan asri.
CEO Arkamaya Bryan Yoga Kusuma menuturkan saat ini Arkamaya miliki sembilan glamping yang terdiri dari berbagai tipe. Ada 4 tipe deluxe, 5 superior dan 5 lumbung.
"Fasilitas di sini ada glamping, rumah kayu dan glamping itu ada kita bagi dua, deluxe dan superior. Rumah kayu juga kita bagi dua ada yang tini house ya semacam tidur di tengah hutan," kata Bryan kepada awak media, Sabtu (1/10/2022).
Baca Juga:Glamping Rancabali, Camping Mewah tanpa Ribet di Kab Bandung
Selain menginap, wisatawan pun bisa menghabiskan waktu dengan berenang di infinity pool yang tersedia dengan pemandangan perbukitan menarik.
Disampaikan Bryan, glamping ini mengusung konsep ecotourism atau lebih dekat dengan alam. Dibuktikan dengan tidak serta merta menebang pohon yang ada tapi juga ikut menanam lagi.
"Jadi memang dekat dengan alam dan pagi hari pun kita juga bisa melihat sunrise langsung karena kita menghadap ke arah timur dan bisa juga melihat Gunung Merapi," ucapnya
"Memang kita sangat amat mengemban bahwa alam itu harus kita jaga dan kalau bisa kita tanam lagi setelah dipotong pohonnya kita tanam lagi lebih banyak lagi," sambungnya.
Selain itu, pihaknya juga melibatkan hampir 80 persen werga sekitar untuk operasional glamping. Selain ada pelaku UMK juga yang berjualan di lokasi.
Baca Juga:6 Rekomendasi Tempat Glamping Lucu di Malang, Sudah Pasti Instagramable
Terkait tarif menginap sendiri berkisar mulai Rp880 ribu hingga Rp990 ribu per malamnya. Saat ini kebanyakan, kata Bryan, wisatawan sendiri berasal dari dalam negeri.
"Tamu sudah mulai ramai 70-80 persen okupansi rate kita di weekend. Weekdays 50-60 persen. Wisatawan masih nasional, kalau internasional baru dua kali," ucapnya.