Tiga Terdakwa Kasus Klitih Gedongkuning Divonis Bersalah, Sidang Berujung Ricuh

Dalam putusan ini, majelis hakim juga menjatuhkan pidana penjara kepada masing-masing terdakwa.

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 08 November 2022 | 15:07 WIB
Tiga Terdakwa Kasus Klitih Gedongkuning Divonis Bersalah, Sidang Berujung Ricuh
Suasana ricuh saat sidang putusan tiga terdakwa kasus klitih Gedongkuning di PN Yogyakarta, Selasa (8/11/2022). [Suarajogja.id / Hiskia Andika Weadcaksana]

SuaraJogja.id - Tiga terdakwa kasus kejahatan jalanan di sekitar Jalan Gedongkuning, Kotagede, Kota Yogyakarta yang menewaskan seorang korban pada Minggu (3/4/2022) dini hari lalu divonis bersalah oleh majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Yogyakarta. 

Tiga terdakwa yang diputuskan bersalah adalah Ryan Nanda Saputra alias Botak (19), warga Mergangsan, Kota Yogyakarta yang diduga sebagai eksekutor dalam kasus ini. Serta Fernandito Aldrian Saputra (18) dan M. Musyaffa Affandi (21) yang keduanya diketahui merupakan warga Sewon, Bantul.

"Menyatakan terdakwa satu Ryan Nanda Saputra, terdakwa dua Fernandito Aldrian Saputra, terdakwa tiga M. Musyaffa Affandi, yang identitasnya lengkap sebagai yang saya sebut di atas terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana dengan terang-terangan dan tenaga bersama melakukan kekerasan terhadap orang yang mengakibatkan mati," kata majelis membacakan putusan di PN Yogyakarta, Selasa (8/11/2022).

Dalam putusan ini, majelis hakim juga menjatuhkan pidana penjara kepada masing-masing terdakwa. Untuk terdakwa satu atas nama Ryan Nanda Saputra dijatuhi hukuman penjara selama 10 tahun.

Baca Juga:7 Kejanggalan Kasus Klitih Gedongkuning, dari Dugaan Salah Tangkap hingga Obstruction of Justice

Sedangkan untuk terdakwa dua Fernandito Aldrian Saputra dan terdakwa tiga M. Musyaffa Affandi dijatuhi dengan pidana penjara masing-masing selama 6 tahun penjara. Selain itu majelis hakim juga memerintahkan para terdakwa untuk tetap ditahan selama proses hukum masih berlangsung.

Putusan ini majelis hakim tersebut sontak disambut histeris oleh keluarga para terdakwa yang hadir dalam ruang sidang. Jeritan dan isak tangis para orang tua dan kerabat terdakwa bahkan menutup suara majelis hakim saat membacakan putusan itu.

Situasi makin tak kondusif ketika sejumlah massa solidaritas dari para terdakwa ikut memasuki ruang sidang. Mereka menyerukan ketidakadilan proses yang menimpa para terdakwa. 

Anggota polisi yang berjaga di sekitar lokasi menahan massa untuk masuk lebih jauh ke ruang sidang. Satu kursi kayu yang berada di ruang persidangan pun sempat terbalik akibat aksi massa tersebut.

"Dzolim, ini dzolim," kata seorang dari kerumunan.

Baca Juga:Diduga Lakukan Obstruction of Justice, Penyidik Kasus Klitih Gedongkuning Dilaporkan ke Propam

Majelis hakim yang masih berada di tempatnya mencoba menjelaskan putusan itu kepada masaa yang hadir. Menurut majelis hakim putusan kali ini sudah berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di dalam persidangan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak