SuaraJogja.id - Masih ingat adegan ikonik ratu film horor Suzzanna saat menjelma menjadi hantu sundel bolong yang makan dengan lahap 200 tusuk sate dan sepanci soto?
Nah, bila masih ingat, coba deh tengok jauh ke belakang. Siapa kira duet sate dan soto nyatanya punya peran yang tak kalah ikonik dibanding tampil di film bertajuk Sundel Bolong itu lho. Yap, kedua kuliner itu punya andil dalam panggung sejarah kemerdekaan Indonesia.

Dua kuliner tersebut selain sama-sama terdiri dari huruf S dan T, tercatat turut mengenyangkan hingga jadi bagian dari diplomasi para pejuang selama revolusi kemerdekaan.
Kita mulai ceritanya dari sate dulu.
Kuliner yang nyaris digemari semua lidah ini pernah begitu viral ketika pada 10 November 2010 silam namanya diteriakkan oleh Presiden Amerika kala itu, Barack Obama.
Di hadapan sebanyak 6000 undangan yang memenuhi auditorium Universitas Indonesia, Barack Obama berteriak lantang menyebut nama sate dan bakso. Sontak tamu yang hadir bergemuruh menyambut takjub lantaran makanan lokal nusantara disebut si presiden.
Tapi Barack Obama bukanlah presiden pertama yang kepincut sate. Jauh sebelum ia mengenal sate, kuliner yang konon dibawa bersamaan dengan kedatangan para saudagar Arab dan Gujarat itu sudah lebih dulu jadi favorit presiden pertama Indonesia, Soekarno.
Keintiman Soekarno dengan sate ini diabadikan Cindy Adams lewat biografi Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat.
Dari cerita yang diabadikannya, Bung Karno pernah memesan sebanyak 50 tusuk sate ayam sesaat setelah ia terpilih secara aklamasi sebagai presiden pertama Republik Indonesia pada 18 Agustus 1945.
Baca Juga:Tata Cara Ziarah Kubur ke Makam Pahlawan, Lakukan Pada Tanggal 10 November
Setelah seremoni pengangkatan itu, Soekarno pulang ke kediamannya dengan berjalan kaki. Di tengah perjalanan, sosok yang dijuluki sebagai Bung Besar itu menghampiri tukang sate bertelanjang dada yang sedang menjajakan dagangannya di pinggir jalan.