SuaraJogja.id - Kabar tidak sedap meluncur dari sistem pelayanan Puskesmas di Kabupaten Sleman. Tenaga medis dalam hal ini perawat di Puskesmas Berbah, disebut telah menolak pasien kecelakaan yang datang untuk meminta pertolongan ke sana.
Relawan yang menolong korban, Sugiyanto mengatakan, kala itu Minggu (13/11/2022) sekitar pukul 18.45 WIB. Ia dan sejumlah rekannya sedang berkendara dari arah simpang empat Ketandan ke arah timur. Kemudian, sampai di simpang tiga Sekarsuli ke utara--sekitar Jln Wonosari Km.9--ia melihat ada satu unit motor matik terbanting dengan posisi melintang di sisi sebelah kanan jalan.
"Kami respons cepat. Kami langsung menyalakan lampu bahaya," ujarnya.
Kemudian, mereka berhenti, keluar dari mobil dan mengangkat korban yang pingsan tersebut. Memindahkan tubuhnya ke sisi utara, demikian juga motor korban dipindah ke utara.
"Setelah itu, mobil kami pinggirkan nah di situ kami dan warga setempat sudah menolong, mencari minum. Sampai akhirnya pasien sadar," ucapnya.
Korban Ditolak, Pinjam Ambulans Juga Tidak Bisa
Tanpa membutuhkan waktu lama, salah satu rekan Sugiyanto menelepon PMI Bantul. Orang tersebut adalah Jimmy Priadinata.
Korban yang sempat tidak sadar, dibopong masyarakat, menyingkir dari jalanan. Mengetahui kondisi jalanan yang gelap dan ada begitu banyak pengendara berkecepatan tinggi, Jimmy berinisiatif mengatur lalu-lintas.
"Pikiran saya, agar tidak terjadi kecelakaan dua kali kan," sebutnya.
Baca Juga:Gedung Puskesmas Wanakerta Karawang Rusak Parah, Warga Dilayani di Rumah Kontrakan
Sugiyanto, Jimmy, dan rekannya membawa si laki-laki yang merupakan korban kecelakaan. Didampingi sejumlah pengendara lain yang menghentikan kendaraan dan peduli terhadap korban.
"Yang notabene dari situ tidak sampai sekitar 500 meter dari TKP, [kami] ke Puskesmas Berbah," sebutnya.
Jimmy dan rekannya memutuskan segera membawa korban menuju Puskesmas Berbah, mengingat waktu yang akan semakin banyak terbuang bila harus menunggu ambulans datang. Mereka hanya ingin korban segera tertangani, imbuhnya.
Begitu mobil masuk ke dalam kawasan Puskesmas, Jimmy langsung meminta izin ke petugas yang jaga di Instalasi Gawat Darurat.
"Pada waktu itu, saya ketemu dengan entah itu dokter apa perawat, karena saya kondisi juga panik. Itu laki-laki, dia bilang 'Sebentar saya tak koordinasi'," ulang Jimmy.
"Nah, terus beliaunya kan masuk, saya ikuti terus yang laki-laki itu. Ketemu mbak-mbak entah itu perawat juga dokter. Terus mbak-mbak itu menghampiri mobil, saya diikuti dari belakang," sebutnya.
Di saat itu, Jimmy kemudian meminta untuk dilakukan pertolongan pertama pada pasien karena pasien mengalami luka terbuka pada pelipis. Saat momen itu, darah juga meluncur banyak.
"Nah, terus si mbak itu menolak kami, dengan alasan dokternya tidak ada, tidak berani. Terus saya ulangi sampai dua kali 'Ini rumah sakit loh mbak'," kenang dia.
"Terus mbaknya bilang 'Ini khusus mas bro, Puskesmas itu kan fasilitas kesehatan oleh pemerintah,'" ucap Jimmy meniru adu mulut yang sempat terjadi.
Setelah kembali mendapat penolakan, ia dan rekannya meminta izin untuk menggunakan ambulans. Tujuannya, agar mereka bisa membawa pasien menuju rumah sakit terdekat. Karena ambulans bisa tetap melaju sekalipun lampu APILL menyala merah. [Dengan demikian, korban bisa segera sampai ke rumah sakit mendapat penanganan medis].
"Mobil [yang] kami [kendarai] itu kecil, pakai Brio. Kebetulan saya sopir dan ada mbak-mbak pemakai jalan, ada pengendara lain juga ikut. Di situ [mereka] mengetahui bahwa [korban] ditolak untuk perawatan," ungkapnya.
Jimmy menerangkan, di kala perdebatan masih terjadi antara ia dan tenaga medis Puskesmas, ia dihubungi oleh tim PMI Bantul.
Ternyata, mereka meneruskan informasi dari Jimmy ke PMI Kota Jogja. Dalam sambungan telepon itu, tim Bantul menyebutkan, relawan dan ambulans PMI Kota Jogja sudah meluncur ke lokasi. Iapun telah membagikan peta keberadaannya sebelumnya.
Dengan sigap, tim PMI Kota Jogja membawa korban menuju rumah sakit, dengan sebelumnya melakukan observasi dan pertolongan pertama untuk korban, di dalam ambulans mereka.
"Saya kurang tahu dibawa ke Rumah Sakit mana, saya sudah mengatur jalanan lagi," ungkapnya.
Korban Tidak Diperiksa
Ia menambahkan, saat berada di Puskesmas Berbah sebelumnya, tidak ada perawatan maupun pemeriksaan yang dilakukan tim medis Puskesmas Berbah kepada korban.
"Tidak diterima ya artinya tidak diterima dan tidak diobservasi," ucapnya.
Saat dikonfirmasi mengenai kabar bahwa korban sempat diperiksa dari dalam mobil, dalam situasi gelap minim penerangan, Jimmy membantahnya.
"Tidak ada [pemeriksaan], dilihat langsung ditolak. Tidak ada sama sekali pemeriksaan dan rekomendasi. Langsung menolak secara lisan dan langsung menolak, tidak ada koordinasi sama ibaratnya pimpinan Puskesmas atau koordinasi sama rumah sakit yang berdekatan," tambahnya.
"Mentah-mentah ditolak," tuturnya.
Kontributor : Uli Febriarni