Miris! Korban Klitih di Gunungkidul Harus Pulang Paksa dari Rumah Sakit karena Tak Punya Uang untuk Operasi

Sumirah jadi korban klitih saat akan berdagang ke pasar

Galih Priatmojo
Selasa, 17 Januari 2023 | 21:56 WIB
Miris! Korban Klitih di Gunungkidul Harus Pulang Paksa dari Rumah Sakit karena Tak Punya Uang untuk Operasi
Sumirah, korban klitih terpaksa pulang dari rumah sakit karena tak ada biaya untuk operasi hidungnya, Selasa (17/1/2023). [Kontributor/Julianto]

SuaraJogja.id - Sumirah (54) warga Dusun Putat 2 Kalurahan Putat Kapanewon Patuk Gunungkidul mengalami patah hidung dan pipinya dijahit 7 jahitan. Pedagang daun salam ini menjadi korban aksi kejahatan jalanan atau klitih saat berangkat berjualan ke pasar Piyungan Sabtu (14/1/2023) dinihari


Sumirah saat ini hanya terbaring di rumahnya dan semua aktivitas dilakukan di tempat tidur. Senin (16/1/2023) kemarin suaminya yang bernama Slamet terpaksa mengajaknya pulang meskipun pihak rumah sakit belum mengijinkan.


"Ya istri saya terpaksa saya ajak pulang. 'pulang paksa' istilahnya,"tutur Slamet, Selasa (17/1/2023) 


Tak ada pilihan lain membawa paksa istrinya untuk pulang. Sebab, tagihan rumah sakit yang harus ia bayarkan terus membengkak. Selama 3 hari dirawat di RSUD Prambanan, Slamet harus merogoh koceknya sekitar Rp 4 juta.

Baca Juga:Dua Kelompok Remaja di Gunungkidul Terlibat Bentrok, Sejumlah Pelaku Jadi Bulan-bulanan Warga


Dokter sebenarnya memintanya untuk tetap tinggal karena hidung istrinya harus dioperasi guna memulihkannya. Meski mengetahui resikonya akan lebih parah, Slamet terpaksa harus membawa istrinya pulang.


"Semua saya harus bayar sendiri. Tidak bisa menggunakan BPJS alasannya karena akibat kejahatan. Jasa Raharjapun demikian,"kata dia.


Untuk operasi hidung istrinya, dokter mengatakan jika dia harus menyediakan uang Rp 15 juta. Tentu jumlah tersebut cukup besar untuk ukurannya sebagai buruh bangunan dan istrinya yang hanya jualan daun salam.


Karena perlu waktu untuk mengumpulkan uang operasi dan di satu sisi tidak mungkin istrinya tetap di rumah sakit menunggu kepastian operasi karena dipastikan tagihan rumah sakit akan membengkak, akhirnya dia memutuskan membawa istrinya pulang paksa.


"Lha kalo di rumah sakit itu kan bayar. Itu saja kemarin saya harus nyari utangan,"tutur Slamet.

Baca Juga:Pantai Gesang Jadi Pangkalan Pendaratan Ikan, Dispar Gunungkidul Koordinasi Pemda DIY


Dia mengaku heran kenapa BPJS Kesehatan tidak bisa membayarkan tagihan rumah sakit istrinya. Padahal dia dan istrinya tercatat sebagai peserta BPJS Kesehatan. Ia lantas bertanya apa gunanya menjadi peserta BPJS Kesehatan jika tidak bisa digunakan.


Dirinya sebenarnya mengaku dilema ketika hendak melaporkan peristiwa tersebut sebagai kejahatan jalanan dan meminta untuk dibuat laporan kecelakaan agar bisa tercover Jasa Raharja. Dia akhirnya memutuskan untuk melaporkan kejahatan yang menimpa istrinya karena khawatir disalahkan oleh polisi.


"Kalau saya laporkan kriminal maka bukan kecelakaan. Kalau saya laporan kecelakaan takut disalahkan oleh pak polisi,"kata dia.


Kini, lelaki tersebut harus meninggalkan istrinya untuk bekerja di Jalan Magelang Sleman. Dengan bekerja maka harapannya nanti bisa menambah dana untuk biaya operasi sembari menunggu ada sanak saudaranya yang memberinya pinjaman.


Slamet menceritakan, Sabtu dinihari lalu sekira pukul 03.30 WIB istrinya berangkat dari rumah menuju ke pasar Piyungan sembari membawa dagangan daun salam. Setiap hari, istrinya selalu berangkat seorang diri mengendarai sebuah sepeda motor menyusuri jalan Jogja-Wonosari 


Sesampai di Dusun Tambalan Kalurahan Srimartani Kapanewon Piyungan Bantul, tepatnya di area Bokong Semar ada kendaraan roda empat yang berjalan searah di depannya. Perempuan inipun menjaga jarak karena kondisi tikungan tajam dan menurun.


"Nah tiba-riba dari arah berlawanan muncul dua pengendara berboncengan sepeda motor BeAt warna Putih memepet istri saya. Yang belakang langsung menghantam istri saya tepat di muka,"tutur dia.


Istrinya kaget dan beruntung masih bisa mengendalikan sepeda motornya hingga memutuskan untuk berhenti. Istrinya langsung berteriak meminta tolong hingga membuat seorang warga di  sekitar lokasi kejadian keluar dari toko dekat tempat kejadian perkara.


Ketika mendapat pertolongan warga tersebut, Sumirah melihat dua orang pelaku putar arah menuju ke tempat mereka dengan kecepatan tinggi. Dua orang pelaku langsung tancap gas ke arah Yogyakarta.


"Istri saya dibawa ke Puskesmas Patuk dan kemudian saya dihubungi. Karena tidak lengkap alatnya di Patuk, saya pinjam mobil untuk membawa istri saya ke RSUD Prambanan. Dan Opname di sana 3 hari,"kata dia.


Kapolsek Piyungan Kompol Soegihartono membenarkan adanya peristiwa tersebut. Pihaknya masih terus melakukan penyelidikan guna mencari siapa pelaku penganiayaan tersebut. Soegihartono menyebut peristiwa tersebut penganiayaan karena tidak ada barang yang diambil.


"Saat itu hanya menganiaya. Karena semua barang milik korban masih aman,"tutur Kapolsek.

Kontributor : Julianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak