Sosok Shinta Ratri dianggap sebagai sebuah jembatan bagi para waria itu. Mereka yang kehilangan arah kembali dituntun ke arah yang lebih baik.
Ratna mengakui ada sejumlah program atau keinginan yang belum sempat dilakukan bersama dengan Shinta. Mengingat kesibukan Shinta selama ini. Kendati demikian semangat Shinta dalam memberikan hak yang sama bagi para waria untuk beribadah itu akan selalu berkobar.
"Tapi yang jelas dia (Shinta) ingin supaya para waria punya hak yang sama dalam ibadah. Itu kerinduan dia. Dia mengerti bahwa apapun agama kita, kita akan juga kembali kepada Tuhan," urainya.
Diketahui bahwa semasa hidupnya Shinta dikenal sebagai sosok yang memperjuangkan Hak Asasi Manusia (HAM) khususnya hak-hak kelompok transpuan alias waria, sama seperti dirinya.
Baca Juga:Profil Shinta Ratri, Alami Jatuh Bangun Mendirikan Ponpes Waria Sebelum Meninggal
Dia aktif bergerak di komunitas yang memberdayakan orang-orang sepertinya agar tetap bisa mandiri walau dipandang miring oleh para tetangganya. Shinta merupakan ketua Ikatan Waria Yogyakarta (IWAYO).
Meski kerap dianggap menyimpang, Shinta tak melupakan kewajibannya terhadap Tuhan. Dia bahkan mendirikan Pesantren Waria Al-Fatah Yogyakarta sebagai tempat bernaung para transpuan yang sedang mencari Tuhan.