Kemudian desain ketiga adalah tugu ngejaman atau yang dulu disebut stadsklok atau jam kota. Ikon ini dipilih untuk mengingatkan kembali Malioboro yang berkaitan erat dengan waktu.
"Dan di sana itu kan sebenarnya penanda kalau dulu itu orang kemana-mana itu mesti ngejaman itu dipakai sebuah titik untuk kemudian meeting point. Jadi orang kalau menunggu titiknya ngejaman itu yang dipakai sebuah penandan untuk kemudian mau kemana," ujarnya.
Hal ini sekaligus sebagai penunjuk bahwa Malioboro berkembang sangat dinamis dari waktu ke waktu.
"Ya itu Malioboro menjadi sebuah penanda, ini juga bisa dibaca masalah waktu. Bagaimana kemudian dari waktu ke waktu Malioboro sangat dinamis dalam perkembangannya," tandasnya.
Baca Juga:Terjadi Tawuran di sekitar Balai Kota Yogyakarta, Warung Makan dan Toko Kelontong Buru-buru Ditutup