Berebut Uba Rampe Garebeg Besar di Jogja, Sejumlah Warga Kecopetan

Sedekah dari gunungan yang dimaksud terdiri dari hasil bumi, demikian halnya jajanan tradisional seperti gunungan dan wajik.

Muhammad Ilham Baktora
Kamis, 29 Juni 2023 | 17:25 WIB
Berebut Uba Rampe Garebeg Besar di Jogja, Sejumlah Warga Kecopetan
Para warga merayah gunungan Garebeg Besar di Masjid Gedhe Kauman, Kamis (29/6/2023). [Kontributor Suarajogja.id/Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Sejumlah warga kecopetan barang-barang berharga dalam perayaan Garebeg Besar Idul Adha 1444 H di Masjid Gedhe Kauman, Kota Jogja, Kamis (29/6/2023). Saat mereka berdesak-desakan rayahan atau berebut uba rampe, tiba-tiba barang mereka hilang.

Sebut saja Sukinah, warga Depok, Jawa Barat yang kehilangan sejumlah barang di tasnya. Padahal saat berebut gunungan, tas miliknya dalam dalam keadaan tertutup.

"Tapi setelah selesai, tas say terbuka dan isinya hilang. Ada hp yang ada mbanking, sama satu dompet. Di dompet ada KTP, ATM, BPJS, uang," ungkapnya.

Warga Gunung Kidul, Sri Ginanti juga mengaku kehilangan dua handphone miliknya saat mengikuti rayahan gunungan. Dia baru sadar handphone miliknya raib setelah usai acara.

Baca Juga:Terkesan Melihat Tradisi Grebeg Besar Keraton Kasunanan Surakarta, Turis Perancis: Sesuatu yang Sangat Unik

"Tadi kesana [rayahan gunungan] saat uyuk-yukan [berdesak-desakan], lalu hp-nya dua-duanya di tas. Tasnya sudah digendong di depan tapi hp tetap hilang," jelasnya

Setelah sadar kehilangan barang-barang berharga, keduanya pun mendatangi pihak kepolisian yang berjaga di kawasan tersebut. Keduanya pun diminta melaporkan kejadian tersebut ke polsek terdekat.

"Tadi sudah diminta lapor polisi," ujarnya.

Sementara itu Penghageng Urusan Keputren Keraton Yogyakarta Nyi KRT Hamong Tedjonegoro mengungkapkan, tradisi Garebeg Besar kembali digelar tahun ini. Tujuh gunungan dikawal iring-iringan sepuluh kelompok Bregada Prajurit Keraton Yogyakarta.

Gunungan dalam Garebeg Besar tahun ini seluruhnya diarak menuju Masjid Gedhe Keraton Yogyakarta, Kepatihan dan Pura Pakualaman.

Baca Juga:Kembali Digelar, Ini Tradisi Grebeg Besar Yogyakarta

"Gunungan itu simbol Sri Sultan paring sodaqoh [memberi sedekah], jelasnya.

Sedekah dari gunungan yang dimaksud terdiri dari hasil bumi, demikian halnya jajanan tradisional seperti gunungan dan wajik. Dalam setahun ada tiga kali pelaksanaan Garebeg oleh Keraton Yogya. Ketiganya adalah Garebeg Sawal (Idulfitri), Garebeg Besar (Iduladha), dan Garebeg Mulud (peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW).

Pelaksanaan Garebeg Besar tahun ini dengan iring-iringan bregada prajurit dan tujuh gunungan tidak melintasi Alun-alun Utara. Gunungan yang berada di Bangsal Pancaniti, Kamandungan Lor, akan dibawa oleh Narakarya melalui Regol Brajanala-Sitihinggil Lor-Pagelaran-keluar lewat barat Pagelaran menuju Masjid Gedhe untuk didoakan.

"Dari tujuh gunungan, ada dua buah gunungan dibawa menuju Pura Pakualaman dan Kompleks Kepatihan," kata dia.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini