SuaraJogja.id - Kasus kematian akibat mengonsumsi daging sapi yang terpapar antraks di Gunungkidul kini bertambah. Total sementara ada sebanyak tiga orang yang meninggal.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyebut tiga orang itu masuk dalam 93 orang yang terindikasi positif terpapar antraks usai mengonsumsi daging sapi yang mati karena sakit.
"Ketiganya dari Semanu, yang Karangmojo tak ada yang meninggal tetapi dalam pemeriksaan positif ada antraks di dalam tubuhnya," terangnya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (4/7/2023).
Pihaknya kini tengah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk melakukan penyelidikan epidemiologi mengenai penyebab puluhan warga bisa terpapar antraks.
Baca Juga:Sejak November 2022 Hingga Juni Kemarin, 5 Sapi di Semanu Mati Terpapar Antraks
"Virus antraks ini sangat kuat di dalam tanah dia tak gampang mati," tambahnya.
Telusuri 125 warga di Semanu
Sementara itu, Dinkes Gunungkidul tengah melakukan penelusuran terhadap 125 warga di Kecamatan Semanu yang mengkonsumsi daging sapi positif antraks guna mengantisipasi penyebaran antraks pada manusia.
Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan berdasarkan penelusuran ada 125 warga yang ikut menyembelih dan mengonsumsi daging sapi yang positif antraks.
"Kami mengambil sampel darah mereka untuk diperiksa lebih lanjut di BBTKLPP (Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit) Yogyakarta. Hasil pemeriksaan menyatakan 85 warga positif antraks, yang bergejala 18 orang," kata Dewi.
Ia mengatakan warga yang diambil sampel darahnya mengalami gejala luka-luka khas antraks. Ada juga yang mengalami diare, mual, pusing, dan sebagainya. Mereka yang bergejala maupun tidak mendapatkan antibiotik sebagai penanganan.
- 1
- 2