Selain di alun-alun, saat ini pohon beringin di Keraton Yogyakarta juga bisa dijumpai di Plataran Kemagangan, Plataran Kamandhungan Lor, dan Plataran Sitihinggil Lor.
Di Plataran Kemagangan, terdapat sebuah pohon beringin yang ditanam di antara regol dan bangsal. Pohon ini ditanam saat Sultan Hamengku Buwono VIII bertakhta. Ada yang menyebutnya dengan nama Sri Makutha Raja.
Di Plataran Kamandhungan Lor, di sisi barat bangsal, juga terdapat sebatang pohon beringin jenis preh.
Arti Pohon Beringin bagi Keraton Yogyakarta
Baca Juga:Jual Satwa Dilindungi Lewat Medsos, Polisi Ringkus Pria Asal Kendal
Masyarakat Jawa memandang pohon beringin sebagai pohon hayat. Pohon yang memberikan hayat atau kehidupan pada manusia, juga memberikan pengayoman dan perlindungan. Pohon yang besar dan rimbun seperti pohon beringin juga dianggap menimbulkan rasa gentar dan hormat.
Penghormatan terhadap beringin sudah ada sejak masa Mataram Islam, kerajaan yang menjadi cikal bakal Kesultanan Yogyakarta. Pohon beringin termasuk dalam barang yang diangkut pada proses perpindahan keraton Mataram dari Kartasura menuju Surakarta. Rombongan pengangkut yang membawa empat buah pohon beringin pusaka berjalan di depan, diikuti oleh rombongan pengangkut lainnya. Keempat pohon ini kemudian ditanam kembali di ibukota yang baru.
Bahkan pada masyarakat Jawa masa lalu, dikenal frasa "neres ringin kurung". Frasa yang secara harfiah berarti "menguliti kulit pohon beringin kurung" tersebut dimaknai sebagai "memberontak terhadap kekuasaan raja". Pandangan seperti ini tidak dapat dilepaskan dari bentuk dan sifat pohon beringin. Pohon beringin memiliki sifat-sifat yang dihubungkan dengan kebesaran Keraton Yogyakarta. Ukurannya besar, tumbuh disegala musim, berumur panjang, dan akar-akarnya dalam dan kuat mencengkram tanah, memiliki kemampuan mengikat air dengan baik. Daun-daunnya kecil rimbun memberi keteduhan dan pasokan oksigen dalam jumlah besar, memberi rasa aman bagi yang berteduh di bawahnya.
Demikian penjelasan lengkap nama pohon beringin di alun-alun Jogja dan arti serta kisah sejarah di baliknya.
Baca Juga:Berkaitan Erat dengan Sejarahnya, Ini Arti Malam 1 Suro Bagi Orang Jawa