"Jadi tidak ada yang terbuang dari buah naga dari petani karena semua bisa diolah," jelasnya.
Sementara petani buah naga sekaligus pemilik Agro Petik, Hendro Prasetyo mengaku diversifikasi olahan pangan buah naga dari mahasiswa KKN PPM UGM benar-benar membantu petani di kecamatan tersebut. Apalagi saat ini lebih dari 50 persen petani di dua desa itu mengembangkan budidaya buah naga.
"Sebelumnya belum banyak olahan buah naga dari petani padahal tiap panen ada lebih dari 10 ton buah naga yang harganya sangat murah. [Varian] produk ini bisa dikembangkan pokdarwis untuk menambah nilai jual buah naga," ungkapnya.
Rektor UGM, Ova Emilia mengungkapkan program kerja yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN UGM ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs). Dalam hal ini, peran mahasiswa untuk SDGs sangat signifikan dalam pengentasan kemiskinan atau no poverty melalui pembinaan dan pendampingan pelaku UMKM.
Baca Juga:Bicara Solusi Penanganan Sampah usai TPST Piyungan Ditutup Sementara, Pakar UGM Beberkan Hal Ini
"Selanjutnya program pengembangan pariwisata berbasis alam juga bentuk kontribusi pencapaian SDGs dalam penjagaan ekosistem serta bisa membuka peluang lapangan kerja baru," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi