Bicara Solusi Penanganan Sampah usai TPST Piyungan Ditutup Sementara, Pakar UGM Beberkan Hal Ini

Sistem sanitary landfill yang digunakan di TPST Piyungan sudah tak sesuai dengan jenis sampah saat ini.

Muhammad Ilham Baktora
Kamis, 27 Juli 2023 | 09:05 WIB
Bicara Solusi Penanganan Sampah usai TPST Piyungan Ditutup Sementara, Pakar UGM Beberkan Hal Ini
Kondisi tumpukan sampah di lahan transisi zona I, TPST Piyungan, Bantul, Minggu (23/7/2023). [Kontributor Suarajogja.id/ Julianto]

SuaraJogja.id - Penutupan TPST Piyungan, Bantul menjadi permasalahan di DIY saat ini. Tak jarang media sosial, terkhusus media lokal Jogja menemui sejumlah lokasi menjadi tempat pembuangan sampah dadakan.

Penutupan TPST Piyungan bukan tanpa alasan, tempat pembuangan sampah ini telah beroperasi selama sekitar 40 tahun dengan luas area mencapai 16 hektare.

Sistem pengelolaan yang digunakan adalah sanitary landfill, di mana sampah diolah dengan cara membuang dan menumpuknya di lokasi cekung. Lalu dipadatkan dan ditimbun dengan tanah, berharap agar dapat terurai secara alami.

Pakar UGM, Mohammad Pramono Hadi menyebutkan bahwa sistem sanitary landfill tak disesuaikan dengan perkembangan zaman. Artinya, hal itu menyebabkan akumulasi sampah baik organik dan plastik yang sulit terurai, berkumpul dalam satu cekungan itu dalam lima tahun terakhir.

Baca Juga:Tekan Produksi Sampah, Pemkot Jogja Godok Perwal Soal Penggunaan Kantong Plastik

Kapasitas TPA telah melebihi batas maksimumnya. Kondisi ini menyebabkan potensi bahaya, seperti risiko longsor, dan perlu segera ditangani.

TPA Piyungan memerlukan perbaikan dalam waktu dua bulan untuk mengatur ulang kawasan tersebut.

"Apabila sekarang TPA Piyungan ditutup dan pengelolaan sampah dikembalikan ke daerah pasti akan kelabakan. Kami sedang mendesain riset untuk meneliti pengujian kualitas air di sungai-sungai kira-kira dua bulan lagi kualitas airnya seperti apa," kata pria yang merupakan Kepala PLSH UGM, dikutip Kamis (27/7/2023).

Penelitian kualitas air itu juga dibarengi dengan bagaimana kondisi lingkungan, Pramono menyebut harus ada solusi dengan membuat teknologi pengelolaan yang baru.

"Saya memiliki praduga nanti lokasi pembuangan sampah yang sudah tidak diperbolehkan maka akan muncul lagi. Sehingga jangan disalahkan jika kualitas lingkungan menurun di perkotaan karena memang belum ada solusi pengelolaan sampah akhir. Supaya efektif harus jadi satu kesatuan, namun jangan sanitary landfill, melainkan harus ada teknologi," kata dia.

Baca Juga:Cangkringan Jadi Penampungan Sampah Sementara, Pemda DIY Klaim Tak Rusak Lingkungan

Sejauh ini Pemkab Sleman merencanakan pembuatan tempat pembuangan sampah sementara di daerah Sleman utara dengan memanfaatkan lokasi bekas penambangan pasir.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak