“Anggaran angkut juga akan berkurang kan. Belum dampak negatif dari pengangkutan jarak jauh seperti emisi gas rumah kaca dan polusi udara,” paparnya.
Namun dengan memiliki sistem pengelolaan sampah yang berbasis wilayah, lanjut Yogi, maka DIY akan memiliki fleksibilitas lebih besar dalam menangani krisis seperti lonjakan produksi sampah atau masalah teknis di TPST Piyungan. Wilayah-wilayah yang lebih kecil dapat lebih mudah beradaptasi dengan perubahan yang dibutuhkan.
Pengelolaan sampah berbasis wilayah juga akan mengurangi risiko kesehatan masyarakat. TPST Piyungan dapat menjadi sumber potensial penyakit dan pencemaran lingkungan yang dapat berdampak buruk pada kesehatan masyarakat sekitarnya. Dengan mengurangi ketergantungan pada satu lokasi pengelolaan sampah, risiko ini dapat diminimalkan.
“Pendekatan berbasis wilayah juga dapat mendorong pengembangan teknologi dan inovasi dalam pengelolaan sampah yang lebih efisien dan berkelanjutan. Wilayah-wilayah dapat menciptakan solusi khusus yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi lokal,” imbuhnya.
Baca Juga:Bicara Solusi Penanganan Sampah usai TPST Piyungan Ditutup Sementara, Pakar UGM Beberkan Hal Ini
Kontributor : Putu Ayu Palupi