Mengenang Sejarah Pertempuran Rakyat Melawan Pasukan Belanda di Cangkringan

Pertempuran itu lebih jauh yakni peristiwa penyerbuan tentara Belanda ke kawasan Desa Argomulyo, Cangkringan.

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 16 Agustus 2023 | 16:18 WIB
Mengenang Sejarah Pertempuran Rakyat Melawan Pasukan Belanda di Cangkringan
Upacara bendera menyongsong Kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia di Bukit Klangon, Cangkringan, Sleman, Rabu (16/8/2023). [Suarajogja.id/Hiskia Andika Weadcaksana]

SuaraJogja.id -  Upacara pengibaran bendera merah putih di Bukit Klangon, Dusun Kalitengah Lor, Desa Glagaharjo, Sleman sudah dilaksanakan secara rutin dalam delapan tahun terakhir. Selain lekat dalam sejarah, pelaksanaan pengibaran sang saka merah putih di Bukit Klangon ini juga sebagai penghormatan kepada pahlawan-pahlawan Indonesia di masa lalu.

Kapolsek Cangkringan Iptu Achmad Mirza menuturkan bahwa dulunya kawasan Cangkringan merupakan tempat pertempuran melawan penjajah Belanda. Tak jauh di bawah lokasi upacara masih ada pula bukti sejarah berupa gua untuk persembunyian penjajah di Cangkringan. 

"Pada masa perjuangan terdahulu, lokasi ini pernah menjadi pos perjuangan warga dan tentara," kata Mirza di Bukit Klangon, Rabu (16/8/2023).

Pertempuran itu lebih jauh yakni peristiwa penyerbuan tentara Belanda ke kawasan Desa Argomulyo, Cangkringan. Saat itu secara keji para pasukan Belanda membakar rumah-rumah penduduk.

Baca Juga:Cerita Sejarah Tugu Peninggalan Kolonial Belanda di Aceh yang Terbengkalai

Tak hanya itu, pasukan Belanda juga menculik sejumlah orang di desa tersebut. Di antaranya ada Kades Argomulyo, Suharjo, dan carik desa, Sukarman. 

"Kades dan Carik saat itu bersama dengan delapan warga gugur ditembak di area persawahan," ungkapnya.

Usai pertempuran itu kemudian muncul Laskar Rakyat. Bersama dengan para penduduk desa mereka berjuang melawan para penjajah.

"Bersama warga, pasukan itu bertempur hingga akhirnya tentara Belanda mundur hingga ke wilayah Kaliurang," ungkapnya.

Tak hanya khusus di Cangkirngan, pertempuran melawan Belanda juga berlangsung di wilayah Sleman lainnya kala itu. Di antaranya ada di Sambilegi Maguwoharjo, Prambanan, Ngaglik, Tempel, Minggir, Mlati, Turi, Seyegan, Berbah, Pakem, dan Gamping.

Baca Juga:Sejarah Gedung Wismilak, Disita Polda Jatim Perkara Hak Guna Bangunan

"Sehingga upacara ini selain untuk mengenang sejarah panjang perjuangan kemerdekaan sekaligus menghormati para pahlawan yang telah gugur," tandasnya.

Sementara itu, Lurah Glagaharjo, Suroto mengatakan bahwa upacara pengibaran bendera berukuran raksasa itu memang rutin dilakukan oleh warga Cangkringan, Sleman. Terhitung upacara menyongsong hari kemerdekaan Republik Indonesia itu sudah delapan kali ini dilaksanakan. 

Bendera merah putih yang dikibarkan itu berukuran 9x6 meter. Ukuran bendera raksasa itu tetap sama sejak pelaksanaannya beberapa tahun lalu. 

Begitu juga tiang bendera yang digunakan setinggi 17 meter itu. Suasana semakin syahdu dengan menampilkan latar belakang gagahnya Gunung Merapi.

Peserta upacara terdiri dari berbagai unsur mlai dari perangkat kalurahan Glagaharjo, relawan KSM, Pokdarwis, serta TNI dan Polri. Dengan jumlah kurang lebih sebanyak 250 peserta upacara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini