Kiriman Sampah ke TPST Piyungan Melebihi Kapasitas, Sri Sultan HB X Minta Kabupaten/Kota Serius Tangani

kiriman sampah membludak pascapenutupan, TPST Piyungan tak lagi mampu menampung sampah warga DIY

Galih Priatmojo
Jum'at, 25 Agustus 2023 | 16:10 WIB
Kiriman Sampah ke TPST Piyungan Melebihi Kapasitas, Sri Sultan HB X Minta Kabupaten/Kota Serius Tangani
Tumpukan sampah masih berserakan di kawasan Danurejan, Kota Yogyakarta, Kamis (24/08/2023) malam. [Kontributor/Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Gubernur DIY, Sri Sultan HB X meminta kabupaten/kota serius menangani masalah sampah. Hal ini menyusul kiriman sampah ke TPST Piyungan pasca penutupan TPST Piyungan pada 23 Juli 2023 lalu melebihi kapasitas yang ditentukan.

Berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (PUP ESDM) DIY, ada peningkatan jumlah sampah yang dibuang ke TPST Piyungan saat ini dari Kota Yogyakarta. TPST tersebut seharusnya hanya menampung 100 ton sampah per hari dari Kota Yogyakarta. Namun pada kenyataannya sampah yang dikirim ke TPST tersebut sekitar 180 ton per hari.

"Sampah itu wewenang di kabupaten/kota, bukan wewenang saya (pemda diy-red). Pokoknya sampah bukan wewenang saya, tak kembalikan. Soalnya kalau tidak dibegitukan kota dan kabupaten tidak mau belajar, masyarakat tidak mau belajar," papar Sultan di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Jumat (25/08/2023).

Menurut Sultan, apabila hingga 5 September 2023 mendatang tidak ada perubahan dalam pengelolaan sampah di kabupaten/kota, maka Pemda DIY tidak segan-segan kembali menutup TPST Piyungan. Sebab Pemda DIY sudah sekian puluh tahun memfasilitasi  kabupaten/kota menampung sampah.

Baca Juga:Geruduk Kantor DLH, Warga Seputaran TPA Wukirsari Sebut Banyak Sampah Luar Gunungkidul Kucing-kucingan Masuk

Namun masyarakat dan kabupaten/kota tidak juga mau mengelola sampah di masing-masing wilayah. Karenanya penutupan TPST Piyungan selama 45 hari dilakukan sebagai bentuk edukasi terhadap masyarakat dan kabupaten/kota agar mengelola sampah.

"Kalau nggak berubah ya tak tutup meneh. Masyarakat sendiri sudah terlalu manja. Sudah sekian puluh tahun difasilitasi. Begitu ditutup bingung dewe. Biarin aja kita juga harus mendidik masyarakat, jangan dimanjakan gitu," tandasnya.

Dengan adanya penutupan TPA Piyungan tersebut, lanjut Sultan, Pemda bisa memaksa kabupaten kota untuk mulai mengelola sampahnya secara mandiri. Apalagi kabupaten/kota tidak mengelola sampah terlebih dahulu sebelum dikirim ke TPST Piyungan. Akibatnya volume sampah yang masuk selalu meningkat tiap tahunnya.

"Ya sekarang terserah kabupaten mau ditindak apa tidak," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Baca Juga:Persoalan Sampah Dikeluhkan Wisatawan, Okupansi Hotel DIY di Bulan Agustus Merosot

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini