"Tangkap, tangkap, tangkap!"teriak peserta diskusi.
Diskusi pun berlangsung pemanas karena sesekali Rocky Gerung meladeni teriakan para penolaknya. Hingga akhirnya diskusi terpaksa dihentikan oleh moderator dan menghilangkan sesi tanya jawab dari para peserta. Alasannya karena situasi sudah tidak kondusif lagi.
Diskusi tersebut akhirnya ditutup pukul 16.30 dari seharusnya pukul 17.00 WIB. Kemudian ketua panitia meminta kepada semua peserta untuk membuat barikade mengawal Rocky Gerung keluar dari lokasi diskusi. Rocky Gerung pun nampak berlari dengan meloncati beberapa tanaman padi yang sudah dipangkas.
Para mahasiswa peserta diskusi tersebut lantas membuat batik dan berhasil mengawal Rocky Gerung sampai ke mobilnya yang berada di belakang Kopi Nuri yaitu di halaman parkir Kafe Basa-Basi. Tepuk tangan membahana dari para mahasiswa merasa sukses menyelenggarakan diskusi tersebut dan sukses mengelabui para penolak kehadiran Rocky Gerung dan Rafli Harun.
Baca Juga:Pastikan Penuhi Panggilan Bareskrim Pekan Depan, Rocky Gerung: Emang Gua Harun Masiku Kabur
"Ini sangat disayangkan,"teriak Refly singkat.
Perwakilan PNIB, Fajar Yoga mengatakan sikap mereka jelas seperti sebelum-sebelumnya. Di mana kehadiran mereka untuk menghalau Rocky Gerung ke acara yang ada di Yogyakarta. karena Yogyakarta merupakan kota istimewa dan berbudaya.
" Kami tidak ingin diobok-obok dengan cara seperti ini,"tutur dia, Jumat.
Fajar mengatakan, meskipun sudah ada permintaan maaf dari Rocky Gerung dan itu di publish namun apa yang mereka lakukan itu untuk menjaga hukum tetap berjalan. Sikap yang sama mereka lakukan terhadap Refly Harun.
"Kami tetap mengizinkan acara tersebut berjalan. Tetapi jangan sampai dua nama tersebut masuk Rocky Gerung dan Refly Harun. Itu saja,"kata dia.
Baca Juga:Siapkan 97 Pertanyaan, Bareskrim Polri Periksa Kembali Rocky Gerung Pekan Depan
Dia menambahkan, sikap yang sama juga dulu mereka lakukan di Godean itu menjadi gerakan mereka ketika menganggap Rocky Gerung merusak dan berkata tidak pantas terhadap simbol negara.
"Jadi biar Jogja kondusif jangan sampai ada pembelajaran yang salah juga,"tambahnya.
Kontributor : Julianto