Kekeringan Di Gunungkidul Meluas, Brimob Kerahkan Kendaraan Taktis Salurkan Air Bersih

sebanyak 9 Kapanewon di Gunungkidul dilanda kekeringan

Galih Priatmojo
Rabu, 13 September 2023 | 12:54 WIB
Kekeringan Di Gunungkidul Meluas, Brimob Kerahkan Kendaraan Taktis Salurkan Air Bersih
Sejumlah personel Brimob DIY membantu mendistribusikan air bersih untuk sejumlah wilayah di Gunungkidul yang ditimpa kekeringan. [Kontributor/Julianto]

SuaraJogja.id - Kekeringan di Gunungkidul terus meluas. Sudah 9 Kapanewon (Kecamatan) di wilayah ini yang dilanda kekeringan. Jumlah droping airpun mengalami lonjakan yang cukup signifikan dalam sepekan terakhir.

Kepala Seksi Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Sumadi mengatakan 9 Kapanewon yang telah mendapatkan pasokan air bersih dari BPBD diantaranya adalah Gedangsari, Karangmojo, Ngawen, Paliyan, Panggang, Purwosari, Rongkop, Saptosari, Semin. Wilayah yang paling banyak terdampak ada di Kapanewon Saptosari.

"Ada 14 Kalurahan. Di mana paling banyak di Saptosari karena mencapai 4 Kalurahan,"terang dia.

Dia menyebut untuk tangki yang sudah didistribusikan oleh BPBD saat ini sudah mencapai 198 tangki. Di mana paling banyak ada di Kalurahan Hargomulyo Gedangsari dan Giripurwo Purwosari. Di mana masing-masing mencapai 28 tangki.

Baca Juga:Masyarakat Diajak Ulurkan Tangan Bantu Korban Kekeringan

Sumadi menambahkan saat ini belum ada lagi pengajuan permohonan droping air bersih. Dan untuk mendapatkan bantuan air bersih memang harus melakukan pengajuan melalui pemerintah kelurahan. Setelah itu baru akan dilakukan survei terhadap para pemohon.

"Sampai saat ini belum ada pengajuan baru,"tambahnya.

Lurah Semoyo Kapanewon Patuk, Suradi menuturkan wilayah Kalurahan Semoyo mulai merasakan kekeringan dalam dua tahun terakhir. Dan yang paling banyak adalah Dusun Salak di mana ada 250 kepala keluarga yang merasakan kesulitan air bersih. 

" sebagian besar warga Dusun Salak terpaksa membeli air dari pihak swasta dengan harga Rp 150-180 ribu pertangki ukuran 5.000 liter. Satu Tanki itu bertahan sekira seminggu,"terang dia, Senin (12/9/2023) di sela pemberian bantuan air bersih dari jajaran Polda DIY di Dusun Salak.

Selain membeli air, sebagian warga Salak juga masih ada warga yang memanfaatkan air sumur bor di wilayah mereka. Sumur bor ini sebenarnya sudah terbangun sekitar 10 tahun terakhir. Namun saat ini kondisinya sudah memprihatinkan.

Baca Juga:Status Banjarnegara Naik Level Jadi Tanggap Darurat Kekeringan, Warga Rela Beli Air

Suradi menyebut debit air di sumur Bor tersebut sudah jauh berkurang akibat kerusakan yang terjadi dipicu oleh gempa-gempa kecil yang sering terjadi belakangan ini. Sumur bor yang dibangun sejak 2014 lalu mengalami kerusakan sehingga debit airnya jauh menyusut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak