SuaraJogja.id - Sekelompok monyet di kawasan lereng Gunung Merapi dikabarkan mulai turun menuju ke salah satu desa di Kabupaten Sleman. Namun belum diketahui secara pasti penyebab kawanan monyet itu turun ke kawasan sekitar pemukiman warga.
Informasi ini sampat dibagikan warga melalui media sosial. Berdasarkan narasi yang disampaikan sekelompok monyet itu turun hingga ke wilayah Wukirsari, Cangkringan, Sleman.
Koordinator Polisi Hutan Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), Husni Pramono menuturkan bahwa belum dapat dipastikan bahwa monyet-monyet itu berasal dari kawasan lereng Gunung Merapi atau dari taman nasional. Pasalnya jarak antara kedua wilayah tersebut terlampau cukup jauh.
"Kami kurang tahu kalau yang Wukirsari keberadaannya sejak tahun berada. Monyet ini setahu saya ada beberapa lokasi yang jauh dari kawasan hutan," kata Husni saat ditemui di Kantor Balai TNGM, Selasa (10/10/2023).
Baca Juga:'Teror' Kawanan Monyet Liar di Cipayung, Warga Resah: Takut Digigit
Disampaikan Husni, beberapa waktu lalu di daerah yang juga cukup jauh dari lereng Gunung Merapi dan taman nasional pun pihaknya sempat mendapat laporan serupa. Sehingga memang belum dipastikan apakah sekelompok monyet itu memang berasal dari atas atau memang sudah berada di kawasan tersebut.
"Bisa juga orang memelihara dilepas, terus muncul yang lain, ketemu betina dan jantan mungkin baru dua-tiga, tapi tidak tahu kalau yang di Wukirsari. Karena terlalu jauh jaraknya dengan kawasan taman nasional bisa sampai 7-8 km," tuturnya.
Ia menyebut kawanan monyet yang berhabitat di TNGM memang cukup sering terlihat. Namun hanya sebatas di kawasan wisata Kaliurang saja tidak sampai ke bawah.
"Kalau di kawasan taman nasional itu biasanya turun di Kaliurang. [Monyet di kawasan] TNGM yang turun ada itu yang di pinggir-pinggir, kita juga sudah sering menghalau dari batas kawasan kita, karena itu masih di dalam kawasan yang di [Tlogo] Muncar itu di tempat wisata," paparnya.
"Iya [turun] dan mereka kan di sekitaran wisata yang ramai itu saja. Kalau Wukirsari itu sudah desa, dan dari di sini saja sudah melalui beberapa desa," imbuhnya.
Baca Juga:Profil dan Biodata Cheeming Boey, Penulis When I Was a Kid 3 yang Tulis ART RI Bak Monyet
Secara jumlah, kata Husni, kawanan monyet di TNGM berjumlah ratusan. Sejauh ini pun sepanjang musim kemarau bahan makan dinilai masih cukup untuk kawanan tersebut.
Pihaknya memang tidak diperkenankan memberikan makanan secara khusus kepada satwa-satwa liar termasuk monyet itu. Hal itu demi mengurangi ketergantungan satwa liar kepada manusia yang memberi mereka makan.
Musim kemarau memberi makan satwa? Satwa liar monyet ini secara teori kita tidak boleh memberi makan, karena nanti kalau sudah terbiasa diberi makan monyet ini nanti tidak mau makanan di alam.
"Paling TNGM itu ketika kita harus merelokasi [kawanan monyet] biar bergeser ke tempat lain kita memperbaiki habibatnya. Melakukan penanaman tanaman yang sekiranya ada buah dan tanamanan disukai oleh monyet, nanti monyet akan bergeser. Saya kira kelimpahan tanaman tumbuhan di Merapi masih," ungkapnya.
Koordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) akan dilakukan untuk mengetahui secara pasti darimana sekelompok monyet itu berasal. Namun sejauh ini diperkirakan monyet-monyet itu tidak berasal dari atas atau kawasan hutan TNGM.