Alih Fungsi Mencapai 10.000 Hektare, Lahan Pertanian di Gunungkidul Menyusut dari 35.000 Tinggal 22.000 Hektare

Sunaryanta mengatakan alih fungsi lahan di Gunungkidul sendiri sudah mencapai 10.000 lebih.

Galih Priatmojo
Rabu, 22 November 2023 | 15:13 WIB
Alih Fungsi Mencapai 10.000 Hektare, Lahan Pertanian di Gunungkidul Menyusut dari 35.000 Tinggal 22.000 Hektare
Salah satu lahan abadi wilayah Gunungkidul yang berada di Padukuhan Plumbungan Kalurahan Putat Kapanewon Patuk Gunungkidul. [Kontributor/Julianto]

SuaraJogja.id - Alih fungsi lahan di wilayah Gunungkidul kian masif terjadi. Pemerintah setempat menyebut alih fungsi lahan sudah mencapai 10.000 hektare lebih sejak industri pariwisata semakin berkembang di wilayah ini.

Hal tersebut diungkapkan oleh Bupati Gunungkidul, H Sunaryanta. Sunaryanta tak menampik jika sejak industri pariwisata di wilayahnya berkembang pesat, tanah-tanah milik warga setempat banyak dibeli oleh para investor.

Terlebih sejak pembangunan beberapa ruas jalan penunjang pariwisata menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Di antaranya seperti Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) dan juga jalan tembus Gunungkidul menuju bakal exit tol Prambanan.

"Ini dibeli para investor juga dengan orang-orang itu,"kata Sunaryanta dikutip Rabu (22/11/2023).

Baca Juga:Alami Tren Membaik, Pemkab Gunungkidul Catatkan Investasi Sebesar Rp451 Miliar hingga Pertengahan November 2023

Sunaryanta mengatakan alih fungsi lahan di Gunungkidul sendiri sudah mencapai 10.000 lebih. Di mana lahan pertanian yang sebelumnya mereka sebut sebagai klaster lahan abadi dalam tata ruang Gunungkidul sudah menyusut drastis.

Dulu, klaster pertanian ada sekitar 35.000 hektar lebih. Namun sekarang.pihakmya mendarat lahan tersebut tinggal 22.000 hektare. Di mana yang 10.000 hektare sudah beralih fungsinya menjadi bangunan 

"makanya tadi saya sampaikan banyak yang mau berinvestasi,"terangnya.

Dia mengakui jika Gunungkidul memang banyak diminati investor. Di mana mereka berminat membeli lahan seluas 500 meter persegi hingga berhektare-hektare. Sehingga kian banyak lahan milik warga Gunungkidul yang berganti pemilik orang luar Gunungkidul.

Sunaryanta menyadari hal tersebut jika dibiarkan maka bakal merugikan warga setempat. Oleh karena itu, alih fungsi lahan tersebut harus dikendalikan karena dirinya tidak ingin warga Gunungkidul hanya menjadi penonton.

Baca Juga:Teror Ular Landa Patuk Gunungkidul, Ditemukan di Jemuran hingga Kabin Truk Milik Warga

"Kami akan selektif lagi berkaitan dengan permohonan perijinan,"kata dia.

Meski enggan menyebutkan secara tegas, namun Sunaryanta mengamini jika alih fungsi lahan banyak terjadi di sepanjang pesisir selatan Gunungkidul. Di mana sebagian besar memang untuk pariwisata

Sebelumnya diberitakan, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Gunungkidul, mencatat nilai investasi di wilayah ini dari Januari hingga pertengahan November 2023 mencapai Rp451 miliar. 

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Gunungkidul Agung Danarto mengatakan target investasi 2023 Rp447 miliar, dan sekarang sudah tercapai Rp451,4 miliar atau melampaui target. 

"Capaian target investasi tidak lepas dari kemudahan pelayanan perizinan yang telah kami laksanakan," kata Agung. 

la mengatakan pada 2021 target nilai investasi sebesar Rp261 miliar, dan realisasi Rp282,8 miliar. Pada 2022, dari nilai target Rp341 miliar, nilai investasi kembali melampaui target yakni sebesar Rp634,5 miliar. 

Berdasarkan data, investor mengepakkan sayap usahanya di wilayah pesisir. Mulusnya Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS), menjadi salah satu pertimbangan. Sama dengan tahun ini, nilai investasi pada 2021 dan 2022 juga melampaui target. 

"Tren investasi di Gunungkidul semakin membaik. Untuk itu, Pemkab Gunungkidul berani menargetkan nilai investasi masuk tahun depan naik dari Rp447 menjadi Rp586 miliar," katanya.

Kontributor : Julianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini