Pembangkangan Sipil Diserukan dalam Pernyataan Sikap, Rektor UII: Harus Dilakukan dengan Cara Bermartabat

Bukan semata-mata melakukan pembangkangan begitu saja. Fathul menuturkan bahwa pembangkangan sipil itu bertujuan untuk memberi pesan kepada pemerintah.

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 15 Maret 2024 | 09:53 WIB
Pembangkangan Sipil Diserukan dalam Pernyataan Sikap, Rektor UII: Harus Dilakukan dengan Cara Bermartabat
Rektor UII, Fathul Wahid dalam acara pernyataan sikap UII, Kamis (14/3/2024) siang. [Suarajogja.id/Hiskia Andika Weadcaksana]

Kelima mengajak seluruh elemen masyarakat untuk kembali sadar dengan memboikot partai politik yang menjelma menjadi penghamba kekuasaan dan uang. Belum lagi mereka yang terang-terangan mengkhianati tugas utamanya sebagai pelaksana kedaulatan rakyat.

Keenam, meminta lembaga-lembaga negara sesuai tugasnya seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), dan Ombudsman Republik Indonesia (ORI) untuk mengusut semua kecurangan pemilu. Termasuk yang dilakukan Presiden Jokowi, pada masa sebelum, ketika, dan sesudah pemungutan suara. 

"Pemilu harus menjadi sarana menghasilkan pemerintahan yang absah (legitimate)," ujarnya.

Ketujuh, menyerukan kepada aktivis masyarakat sipil untuk melakukan pembangkangan sipil dan menolak menjadi bagian dari kekuasaan yang direbut dengan berbagai muslihat tuna etika. 

Baca Juga:Pakar Politik UGM Sebut Gambaran Dirty Vote Embrionya Sudah Terlihat Sejak Tahun 2009: Semakin Brutal di Pilpres 2024

"Secara khusus, kami menyeru para tokoh kritis nasional untuk bersatu dan membuat oposisi permanen melawan rezim politik dinasti yang menjadi predator pemangsa dan pembunuh demokrasi di Indonesia," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak