Setiap Hari 20 Orang Cek Darah, Angka Penyakit Degeneratif di Jogja Meningkat Saat Lebaran

Menurut Woro, konsumsi makanan berlemak dan manis yang berlebih saat Ramadan dan Idul Fitri akhirnya menimbulkan masalah kesehatan.

Galih Priatmojo
Rabu, 03 April 2024 | 18:40 WIB
Setiap Hari 20 Orang Cek Darah, Angka Penyakit Degeneratif di Jogja Meningkat Saat Lebaran
Kepala BLKK DIY, Woro Umi menyampaikan tentang penyakit degeneratif saat Lebaran di Yogyakarta, Rabu (03/04/2024). [Kontributor/Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Momen Lebaran seringkali membuat konsumsi makan berlebihan. Akibatnya, angka penyakit degeneratif pasca bulan Ramadan tahun ini diperkirakan kembali meningkat.

Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi (BLKK) DIY mencatat, sekitar 10 hingga 20 orang melakukan pemeriksaan gula darah, asam urat dan kolesterol setiap harinya di balai tersebut. Angka tersebut diperkirakan akan naik lebih dari 30 persen saat Lebaran nanti.

"Setiap lebaran dari tahun ke tahun, jumlah warga yang periksa gula darah, asam urat dan kolesterol selalu meningkat. Tahun ini pun diperkirakan akan sama," papar Kepala BLKK DIY, Woro Umi disela Forum Konsultasi Publik di Yogyakarta, Rabu (03/04/2024).

Menurut Woro, konsumsi makanan berlemak dan manis yang berlebih saat Ramadan dan Idul Fitri akhirnya menimbulkan masalah kesehatan. Dari puluhan warga yang memeriksakan diri ke BLKK, didapat hasil mereka terdeteksi mengalami penyakit diabetes, hipertensi, asam urat dan kolesterol. 

Baca Juga:Jelang Lebaran, Dinas Perdagangan Kulon Progo Pastikan Stok Beras Surplus 10.167 Ton

"Paling banyak yang kami cek itu Diabetes, Hipertensi, Asam Urat dan Kolesterol. Seminggu setelah Lebaran akan muncul biasanya dan banyak yang mengecek dan ditemukan," jelasnya.

Yang miris, lanjut Woro penyakit-penyakit tersebut tidak hanya diderita para lansia. Anak-anak muda berusia sekitar 30 tahun, bahkan 20 tahun banyak yang mengalami penyakit degeneratif tersebut karena pola hidup dan makan yang tidak sehat.

Penyakit degeneratif di DIY masih mendominasi dari tahun ke tahun. Padahal diabetes muncul biasanya terkait pola makan. Bila tidak diterapi dengan tepat maka bisa dampak komplikasi nantinya lebih buruk.

Karenanya Woro menghimbau masyarakat DIY untuk memperhatikan asupan dan pola makan, termasuk saat libur Lebaran nanti. Selain menjaga pola makan, mereka perlu mengimbanginya dengan olahraga.

"Kami juga berharap masyarakat untuk tidak takut cek kesehatan, agar penyakit bisa terdeteksi sejak awal, jangan menunggu ada gejala. Kami edukasi cek up jangan tunggu tua tapi sejak muda, agar ketahuan lebih dini bisa ditangani dengan baik," imbuhnya. 

Baca Juga:Dinas Pariwisata Bantul Targetkan Kunjungan Sebanyak 135 Ribu Wisatawan Selama Libur Lebaran

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini