"Jadi terjaga, mereka saling menghormati. Pemerintah pun menghormati keputusan jamaah. Insyaallah silaturahmi tetap dilakukan," kata Jauhar.
Jarang gunakan pengeras kuasa ketika Idul Fitri
![Suasana salat tarawih jamaah Aolia menjelang Ramadan yang dihelat di Masjid Padukuhan Panggang III, Kalurahan Giriharjo, Kalurahan Panggang Gunungkidul, Rabu (6/3/2024) malam. [Kontributor Suarajogja.id/ Julianto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/03/07/87423-jamaah-aolia-gunungkidul.jpg)
Jamaah Aolia juga menjaga ketertiban ketika melaksanakan ibadah. Tahu lebih dulu menggelar salat Idul Fitri, pihaknya memang tak menggunakan pengeras suara besar.
Jauhar Mustofa juga sudah berkoordasi dengan Pimpinan Jamaah Aolia terhadap aturan tersebut. Mereka tetap menggunakan alat tersebut namun tidak dengan volume besar.
Baca Juga:Berbeda dari Pemerintah, Jamaah Aolia Gunungkidul Gelar Salat Idul Fitri Lebih Dulu
Tidak takbiran malam sebelum salat Idul Fitri
Jamaah Aolia jarang menggelar gema takbir saat malam perayaan Idul Fitri. Bahkan pada perayaan malam Idul Fitri, jamaah hanya melaksanakan salat Isya dan kembali.
Tidak Lakukan Halal bi Halal Tahun Ini
Mbah Benu juga mengaku bahwa Ramadan 1445 H tidak ada kegiatan halal bi halal seperti muslim pada umumnya selepas merayakan Idul Fitri.
Tak ada kepastian mengapa kegiatan silaturahmi massal ini tak dilakukan oleh jamaahnya di Gunungkidul. Meski begitu, mereka nyatanya punya cara untuk tetap berkomunikasi.
Baca Juga:Ternyata Tiga Jalur di Gunungkidul Ini Sudah Dihapus dari Google Maps, Ini Daftarnya