SuaraJogja.id - Kraton Yogyakarta kembali menggelar hajad dalem Garebeg Syawal, Kamis (11/04/2024). Lima jenis gunungan, yakni dua Gunungan Kakung, satu Gunungan Estri, satu Gunungan Gepak, satu Gunungan Darat dan satu Gunungan Pawuhan yang dibuat para abdi dalem dibawa dari keraton menuju Masjid Gede Kraton Yogyakarta untuk didoakan. Garebeg ini menjadi rangkaian peringatan Idul Fitri 1445 H atau Tahun Jimawal 1957.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, tradisi rebutan uba rampe gunungan oleh warga usai didoakan tak lagi terlihat. Tahun ini, para abdi dalem Pengulon yang dibantu anggota TNI/Polri yang bertugas membagikan uba rampe ke ratusan warga yang datang ke Masjid.
Salah seorang warga perantau dari Jakarta, Kristiani sengaja datang untuk 'ngalab berkah' gunungan bersama rombongan keluarganya. Tak hanya berwisata, perempuan ini ingin mendapatkan melihat proses garebeg secara langsung.
"Tadi datang dari jam sembilan bareng keluarga dari kotagede. Sengaja datang kesini setelah lihat berita ada garebeg, baru pertama kali lihat gunungan," ungkapnya.
Baca Juga:Menilik Pengelolaan Arsip-arsip Sejarah di KHP Widya Budaya Kraton Yogyakarta
Tia mengaku senang bisa mendapatkan uba rampe gunungan dari abdi dalem Pengulon. Dia tidak perlu rebutan dengan pengunjung lain.
"[Uba rampe] mau saya bawa pulang ke jakarta, disimpan buat kenang-kenangan dan jadi berkah kalau kata orang jawa," ungkapnya.
Hal senada disampaikan warga Medan, Samsuryani yang senang sekali dapat uba rampe. Jauh-jauh berwisata ke Yogyakarta, dia mendapatkan sayuran dan uba rampe garebeg.
"Ini mau saya simpan, katanya jadi berkah, saya bawa pulang ke medan nanti," paparnya.
Sementara Urusan Pengulon Kraton Yogyakarta, KMT Sarihartakadipura mengungkapkan pembagian uba rampe gunungan ke warga alih-alih diperebutkan bukan tanpa alasan. Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan HB X mengembalikan tradisi pemberian uba rampe ke warga secara langsung seperti halnya yang pernah dilakukan Sri Sultan HB VIII.
Baca Juga:Kegiatan Wisata Arsip V, Belajar Sejarah Yogyakarta Bareng DPAD DIY
"Prosesi [garebeg] biasanya gunungan diperebutkan oleh masyarakat. Namun sekarang berdasarkan dawuh (perintah-red) Ngarsa Dalem (Sri Sultan HB X) agar dibagikan ke warga. Yang membagikan dari urusan pengulon dan dibantu keamanan serta tni/polisi," paparnya.
Sarihartakadipura menyatakan, pembagian uba rampe alih-alih diperebutkan juga baik dari sisi keamanan dan keselamatan warga. Mereka tidak ada yang berdesakan dan terinjak-injak karena berebut gunungan. Selain itu tidak ada lagi kasus kehilangan handphone, perhiasan ataupun barang bawaan lain seperti yang sudah-sudah.
"Kami belum mendengar ada yang kehilangan, ini jerih payah dari keamanan," imbuhnya.