Muhammadiyah Bantul Ikut Tanggapi Khutbah Idul Fitri yang Singgung Kecurangan Pemilu: Substansi Betul tapi Salah Tempat

"Saya hanya khusnudzon berprasangka baik di mana niat dari khatib tersebut adalah baik".

Muhammad Ilham Baktora
Sabtu, 13 April 2024 | 08:30 WIB
Muhammadiyah Bantul Ikut Tanggapi Khutbah Idul Fitri yang Singgung Kecurangan Pemilu: Substansi Betul tapi Salah Tempat
Viral Khatib Bahas Pemilu Curang Saat Khutbah Salat Idul Fitri, Jamaah Bubarkan Diri (TikTok/seputarpantura.id)

SuaraJogja.id - Muhammadiyah mengakui khatib yang sempat viral karena menyampaikan kecurangan Pemilu dalam khotbah Sholat Idul Fitri di Lapangan Tamanan, Kapanewon Banguntapan, Bantul pada saat Salat Idul Fitri adalah kader mereka. Namun isi khotbah tidak dikoordinasikan dengan Muhammadiyah terlebih dahulu.

Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Bantul, Qomaru tak menampik bahwa sang khatib adalah dosen UAD, yang sebenarnya sudah 2 tahun tidak aktif mengajar.

"Dia kan dosen UAD meskipun sudah sekitar 2 tahun ini beliau sudah tidak mengajar," Qomaru, Sabtu (13/4/2024).

Meski bagian dari Muhammadiyah, tetapi isi ceramah yang disampaikan tak ada koordinasi persyarikatan Muhammadiyah. Dia menyebut substansi khutbah yang disampaikan sudah sesuai.

Baca Juga:Viral Jamaah Salat Id Bubar gegara Khatib Singgung Kecurangan Pemilu, Ini Kata Kemenag dan Panitia

Khotib mengkaitkan ayat Al Quran dengan kondisi yang ada, hanya dia menilai semestinya untuk menyampaikan atau mengkaitkan dengan kondisi yang ada saat ini memang harus bijak atau sering disebut bil hikmah. Kendati demikian, dia menandaskan sikapnya tersebut bukan mendukung isi khotbah.

"Saya hanya khusnudzon berprasangka baik di mana niat dari khatib tersebut adalah baik. Hanya saja untuk mengkaitkannya itu perlu hal-hal bijak yaitu bil hikmah. Kalau menyampaikan sesuatu itu maka harus bijak di depan siapa materi tersebut disampaikan. Bukan berarti saya mendukung kalau yang namanya berdakwah itu kita serahkan ke dia. Itu yang penting kita harus bijak di depan siapa kita bicara," tegas dia.

Menurutnya, kecurangan Pemilu itu adalah interprestasi individu dan ketika disampaikan ke publik maka harus hati-hati, harus tahu siapa yang diajak bicara. Jika disampaikan di kalangan yang memiliki interprestasi yang sama itu tidak masalah namun ketika disampaikan ke umum baru bermasalah karena tidak bisa memilah.

"Dan karena khatib itu memang dia kenal dan menjadi bagian Muhammadiyah maka pihaknya bakal tabayun dan menanyakan alasannya apa menyampaikan hal tersebut.

Muhammadiyah sebenarnya juga menyusun teks khutbah berkaitan dengan pemilu, tetapi substansinya adalah persaudaraan dan mempererat persaudaraan setelah pemilu.
Pihaknya akan berkomunikasi meskipun nanti bisa lewat medsos.

Baca Juga:Pro Kontra Isi Khutbah Salat Idul Fitri yang Singgung hasil Pemilu 2024 di Bantul, Jamaah justru Bubar Tinggalkan Tempat

" Muhammdiyah sendiri belum mendapatkan teks khutbah secara utuh bagaimana," kata dia.

Kontributor : Julianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak