Kejari Bidik Lurah Sampang Gunungkidul Atas Korupsi Tanah Kas Desa untuk Urug Tol Jogja-Solo, Begini Modusnya

Lurah Sampang, kapanewon Gedangsari, Gunungkidul disebut-sebut menjadi aktor dibalik penambangan terhadap tanah kas desa untuk urug tol Jogja-Solo

Galih Priatmojo
Rabu, 03 Juli 2024 | 19:45 WIB
Kejari Bidik Lurah Sampang Gunungkidul Atas Korupsi Tanah Kas Desa untuk Urug Tol Jogja-Solo, Begini Modusnya
Garis larangan berwarna merah putih bertuliskan Kejaksaan RI terpasang di area bekas tambang urug tol di Kalurahan Sampang, Gedangsari, Rabu (3/7/2024). Diduga penutupan itu terkait kasus korupsi. [Kontributor/Julianto]

Tak hanya itu, Lurah Sampang juga mengklaim jika perataan tanah kas desa tersebut untuk fasilitas umum. Namun kenyataannya perataan tanah kas desa itu hasilnya juga dijual ke perusahaan pemasok tanah urug pembangunan tol Jogja-Solo. Di mana setiap ritnya, lurah tersebut menjual dengan harga Rp15.000.

"Estimasi kami keseluruhan itu di atas 9 ribu rit dan dari tanah kas desa ada 3 ribu rit. Yang digunakan untuk urug fasum mungkin hanya 90 rit saja," terangnya. 

Proses penambangan sendiri dimulai pertengahan Tahun 2022 dan baru berhenti sekitar pertengahan Januari 2024. Berdasarkan perhitungan kasar yang mereka lakukan, Lurah Sampang telah mengantongi uang dari hasil bisnis tambang tanah kas desa sekitar Rp200 juta. 

Namun untuk memastikan berapa keuntungan pribadi dan kerugian negara, pihak Kejaksaan Negeri Gunungkidul masih menunggu hasil perhitungan dari auditor Inspektorat. Pihaknya hanya membidik Lurah Sampang dan bukan Pamong yang lain karena semuanya diatur oleh lurah tersebut. 

Baca Juga:Rp19 Juta Habis untuk Air Bersih: Warga Gunungkidul Berjuang Hadapi Kekeringan

Kontributor : Julianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak