SuaraJogja.id - Pemerintah Kapanewon Srandakan menyadari bahwa masalah stunting masih menjadi tantangan besar yang perlu diselesaikan. Kapanewon yang berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo ini mencatat jumlah stunting tertinggi di Bantul, dengan total mencapai 218 anak.
Menurut Panewu Srandakan, Sarjiman, tingginya angka stunting di wilayah Srandakan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kemiskinan, kurangnya pengetahuan masyarakat, serta program penanganan stunting yang masih belum optimal.
Untuk mengurangi angka stunting di daerah tersebut, Sarjiman menyebutkan bahwa berbagai upaya sosialisasi telah dilakukan. Salah satunya adalah sosialisasi dengan pendekatan budaya melalui pementasan ketoprak berjudul "Genting Angsa," yang diselenggarakan di depan kantor Kapanewon Srandakan pada Sabtu malam nanti.
Jadi pementasan tersebut melibatkan berbagai pihak, termasuk jajaran pemerintah kapanewon, Kapolsek, Danramil, kepala puskesmas, serta para lurah," ujarnya, dikutip Harianjogja.com--jaringan Suarajogja.id, Sabtu (10/8/2024).
Baca Juga:Sabdodadi Sandang Status Desa Mandiri Budaya, Bupati Bantul Minta Masyarakatnya Lebih Berkualitas
Ketoprak yang disutradarai oleh Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo, mengangkat cerita tentang konflik dalam sebuah keluarga yang masih minim pengetahuan mengenai stunting.
"Keluarga tersebut masih percaya bahwa stunting adalah hal yang berbau mistis atau mitos," tambahnya.
Panewu Anom Srandakan, Karjiyem, menambahkan bahwa tujuan utama dari pementasan ketoprak "Genting Angsa" adalah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, terutama remaja, calon pengantin, ibu hamil, dan ibu dengan balita, agar dapat mencegah stunting sejak dini.
"Pentas ketoprak ini juga menjadi bagian dari rangkaian acara Gelar Budaya dan UMKM Srandakan," ujarnya.
Baca Juga:Bantul Raih Penghargaan UHC dengan Cakupan Kepesertaan JKN 99 Persen