Siap Digunakan Awal 2025, Garin Nugroho Sebut GIK UGM Wajib Punya CSR

Garin menyebutkan, setiap kantor di GIK wajib memiliki program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk melayani masyarakat, profesional, atau komunitas.

Galih Priatmojo
Minggu, 01 September 2024 | 15:21 WIB
Siap Digunakan Awal 2025, Garin Nugroho Sebut GIK UGM Wajib Punya CSR
Fasilitas GIK UGM yang sudah mulai dipakai komunitas dan masyarakat di Yogyakarta, Sabtu (31/8/2024). [Kontributor/Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Pembangunan Gelanggang Inovasi dan Kreativitas GIK di UGM terus menunjukkan kemajuan signifikan. Saat ini sudah sekitar 40-50 persen pembangunannya rampung dan sisanya dalam tahap finishing.

"Target penyelesaian total diperkirakan pada awal 2025," ujar Chief Program Officer GIK UGM, Garin Nugroho disela diskusi Inovasi Pendidikan Kebugaran untuk Industri Wellness di Yogyakarta, Sabtu (31/8/2024).

Menurut sutradara kenamaan tersebut, saat ini 40 persen fasilitas GIK sudah digunakan untuk kepentingan mahasiswa, masyarakat, profesional, dan berbagai komunitas. GIK UGM terdiri dari dua gedung besar yang berfungsi sebagai pusat kegiatan mahasiswa atau student center. 

Bahkan sudah ada 20 kelas yang digunakan. Namun saat ini baru tiga bagian yang beroperasi penuh.

Baca Juga:Spanduk 'Peringatan Darurat' FH UGM Kembali Berkibar, Dosen Kritik Pencopotan Terkait Donatur

"Komposisi tenant GIK terdiri dari 25 persen office dan retail, sementara sisanya didedikasikan untuk berbagai fungsi pendidikan dan sosial," jelasnya.

Garin menyebutkan, setiap kantor di GIK wajib memiliki program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk melayani masyarakat, profesional, atau komunitas.

Salah satunya fasilitas fitness yang bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKMK) UGM. 

"Ini bukan sekadar tempat fitness biasa. Kami fokus pada pelatihan kesehatan dan pengembangan gaya hidup sehat yang komprehensif," jelasnya.

Garin menambahkan, pihaknya masih mempertimbangkan untuk mengoperasikan fasilitas tersebut selama 24 jam. Namun dipastikan GIK UGM menerapkan model bisnis yang unik karena menggabungkan aspek komersial dengan subsidi. 

Baca Juga:Dari Akikah Hingga RPA, Juru Sembelih Yogyakarta Digembleng Fapet UGM

Ia mencontohkan pertunjukan Ketoprak yang baru-baru ini diadakan di GIK dengan dukungan subsidi. Dengan demikian GIK bukan hanya sebuah gedung, tapi juga pusat pengembangan dan pemberdayaan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak