Tanggapi Soal Ancaman Teror Paus Fransiskus Ketika di Indonesia, Ini Kata Romo Gregorius Budi Subanar

Ujaran kebencian yang sampai ada teror itu hanya perkara kecil saja. Toh peristiwa [kedatangan Paus ke Indonesia] sudah berlangsung [dan aman]

Galih Priatmojo
Senin, 09 September 2024 | 15:06 WIB
Tanggapi Soal Ancaman Teror Paus Fransiskus Ketika di Indonesia, Ini Kata Romo Gregorius Budi Subanar
Rohaniwan Katolik Gregorius Budi Subanar SJ menyampaikan tentang teror Paus Fransiskus di Yogyakarta, Senin (9/9/2024). [Kontributor/Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Densus 88 baru saja menangkap tujuh orang yang menebar teror di media sosial (medsos) saat kedatangan pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus di Indonesia pada pekan lalu. Rencana serangan terhadap Paus ini bahkan mendapatkan sorotan dari media asing.

Rohaniwan Katolik sekaligus budayawan asal Yogyakarta, Gregorius Budi Subanar SJ pun memberikan tanggapannya terkait penangkapan tersebut. Menurut Romo Banar, teror yang cukup menghebohkan tersebut tidak perlu lagi diperpanjang.

"Ujaran kebencian yang sampai ada teror itu hanya perkara kecil saja. Toh peristiwa [kedatangan Paus ke Indonesia] sudah berlangsung [dan aman], tidak ada aksi apapun kan," papar Romo Banar disela Saresehan 'Njagong Budaya, Hanoman dan Ramayana, Pembelajaran untuk Indonesia' di TKCN Yogyakarta, Senin (9/9/2024).

Menurut salah satu dosen tersebut, dirinya menjadi saksi mata masyarakat Indonesia menyambut baik kedatangan Paus Fransikus ke Jakarta pekan lalu. Bahkan warga masyarakat non Katolik pun ikut antusias akan penyelenggaraan misa akbar di Gelora Bung Karno (GBK).

Baca Juga:Land of Leisures SHOUT IT OUT 2024 Resmi Dibuka, Diramaikan 100 Local Brand

Keamanan selama Paus Fransiskus berada di Indonesia pun terjamin. Pengalaman berharga tersebut lebih baik dirayakan alih-alih menanggapi isu-isu teror yang hanya memecah belah anak bangsa.

"Sekarang ada wacana [teror], bagi saya hal itu tidak lagi perlu dibicarakan. Saya merasa seperti itu. Kalau kemudian densus menangkap tujuh orang, ya itu merupakan tanggungjawab dan tugas dari densus. Tapi peristiwa [teror itu] bukan jadi kasus yang riil karena realitasnya hanya pada level kata-kata, bukan kenyataan dan peristiwanya sudah berlangsung dalam suasana yang interkultural," tandasnya.

Terkait sorotan media asing akan teror pada Paus Fransiskus, Romo Banar menyatakan hal itu tidak relevan. Jangan sampai rakyat Indonesia terasing dengan pengalaman yang istimewa dan penuh kedamaian saat kedatangan Paus Fransiskus akibat termakan isu-isu diluar itu. Apalagi media asing tidak memiliki pengalaman kebersamaan dengan Paus Fransiskus di Indonesia. 

"Kalau saya sudahlah, based on (berdasarkan-red) merefleksikan pengalaman [kedatangan Paus Fransiskus], ya sudahlah. Perkara yang jadi riak-riak pembicaraan, ini kecil sekali. Saya kira kalau kita berpikir lebih jelas dan terpilah," tandasnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Baca Juga:Berjalan Khidmat dan Lancar, Antusiasme Jemaat Katolik di Gereja Santo Antonius Kotabaru Yogyakarta Diluar Prediksi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak