Dexlite Makin Mahal, Droping Air Bersih di Gunungkidul Terhenti

"Jadi, sudah sekitar semingguan ini kami tidak menyalurkan air".

Muhammad Ilham Baktora
Selasa, 10 September 2024 | 16:50 WIB
Dexlite Makin Mahal, Droping Air Bersih di Gunungkidul Terhenti
Seorang petugas mengirimkan air bersih ke rumah-rumah warga yang ada di Gunungkidul. [Kontributor Suarajogja.id/Julianto]

SuaraJogja.id - Miris, gegara harga dexlite mengalami kenaikan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul terpaksa menghentikan penyaluran (droping) air bersih ke masyarakat. Mereka kehabisan anggaran operasional bahan bakar minyak (BBM).

Kepala Seksi Logistik BPBD Kabupaten Gunungkidul Arief Prasetyo Nugroho mengatakan anggaran BBM untuk droping air bersih tersedot lebih cepat dari proyeksi semula. Hal tersebut disebabkan karena naiknya harga Dexlite dari Rp14.550 pada Juli 2024, menjadi Rp15.350 pada Agustus 2024.

"Ya kalau harga Dexlite lebih mahal, tentu anggaran kita yang dipakai semakin banyak," ujar dia, dikutip Selasa (10/9/2024).

Menurut dia naiknya harga BBM ini praktis membuat anggaran semula menjadi tidak seimbang. Di mana, untuk ketersediaan air bersihnya masih ada, tetapi biaya untuk BBM-nya sudah habis. Dengan demikian maka pelaksanaan droping air bersih dihentikan sementara.

Baca Juga:Aksi Pencabulan Terbongkar: Anak 9 Tahun di Gunungkidul jadi Korban Tetangganya Sendiri

Akibat anggaran operasional BBM habis tersebut, sebanyak 20 tangki air yang tersisa belum bisa disalurkan ke masyarakat. Sebelumnya, BPBD Gunungkidul menganggarkan sebanyak Rp400 juta dari APBD untuk menghadapi bencana kekeringan tahun ini.

"Rp 400 juta itu membiayai tiga komponen, yakni membeli air bersih sebanyak 1000 tangki, BBM, maupun supir atau operator,"kata dia.

Dari 1000 tangki air bersih yang direncanakan semula, saat ini masih tersisa 20 tangki lagi. Seharusnya air tersebut disalurkan terus ke masyarakat yang membutuhkan mengingat kemarau masih melanda kawasan Gunungkidul.

Namun, karena kendala kehabisan anggaran BBM, maka membuat BPBD belum bisa jalan untuk menyalurkannya. Pasokan air bersih terpaksa dihentikan dan masyarakat yang membutuhkan diharapkan mencari dari pihak swasta.

Dalam sehari pihaknya itu bisa mendropping sebanyak 16 tangki dengan jumlah mobil yang beroperasi sebanyak 4 unit per harinya. Terakhir kali, BPBD menyalurkan air bersih ke masyarakat di Kalurahan Sawahan. Penyaluran air bersih itu dilakukan sebelum anggaran BBM benar-benar habis pekan lalu.

Baca Juga:Demi Serap Aspirasi, Sutrisna-Sumanto Bakal Sambangi Warga hingga Pelosok Dusun

"Jadi, sudah sekitar semingguan ini kami tidak menyalurkan air," tambahnya.

Terkait anggaran dari biaya tak terduga (BTT). Arief menuturkan, anggaran tersebut dimungkinkan baru turun pada pekan ini. Kemungkinan besar akan cair untuk droping air bersih sebanyak 800 tangki.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Gunungkidul, Purwono membenarkan naiknya harga BBM Dexlite membuat anggaran bencana kekeringan menjadi tidak sesuai dengan rencana semula.

"Harga Dexlite ada kenaikan di Agustus dan baru turun di awal September. Jadi, anggaran tadi itu tidak balance dari rencana semula," ucapnya.

Hingga saat ini BPBD sudah menyalurkan sebanyak 980 tangki air bersih. Air tersebut disalurkan kesebelas kapanewon yakni Saptosari, Paliyan, Tepus, Karangmojo, Ponjong, Nglipar, Purwosari, Panggang, Semanu, Rongkop, dan Girisubo.

Kontributor : Julianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini