Revolusi Energi: UGM Kembangkan Hidrogen untuk Gantikan Bahan Bakar Fosil

Hidrogen dapat digunakan tidak hanya sektor energi saja, namun berbagai sektor yang lain.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 16 September 2024 | 17:45 WIB
Revolusi Energi: UGM Kembangkan Hidrogen untuk Gantikan Bahan Bakar Fosil
Peneliti energi hidrogen dari Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Deendarlianto. (dok.Istimewa)

SuaraJogja.id - Peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan hidrogen sebagai sumber energi alternatif di masa depan. Hidrogen sendiri dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk pengganti bahan bakar fosil.

Peneliti energi hidrogen dari Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Deendarlianto, menuturkan hidrogen bisa digunakan sebagai bahan pengganti bahan bakar fosil. Pasalnya energi yang dihasilkan bisa sangat besar dengan tanpa menghasilkan jejak karbon atau limbah lingkungan.

"Hidrogen bisa menjadi pengganti bahan bakar pengganti bahan bakar di berbagai sektor, contohnya seperti sektor transportasi dan pembangkit listrik," kata Deendarlianto dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (16/9/2024).

Deen, demikian ia akrab disapa, menyampaikan bahwa penelitian terkait hidrogen yang dilakukan bersama tim. Penelitian itu merupakan bagian dari sebuah proyek kolaborasi yang dibiayai pemerintah serta beberapa pihak dari industri seperti PLN dan Pertamina.

Baca Juga:Jokowi Canangkan Wanagama Nusantara, Dukung IKN Jadi Smart Forest City

Selain itu proyek ini juga diikuti oleh berbagai universitas yang tidak hanya berasal dari Indonesia namun juga mancanegara. Mulai dari UI, ITS, NTU, serta Universitas Groningen dari Belanda.

Dalam proyek kolaborasi ini, produksi green hydrogen menjadi bagian dari penelitian. Hidrogen jenis itu merupakan jenis yang diproduksi dengan cara yang ramah lingkungan.

"Kita juga tengah memimpin program riset terkait metode penyimpanan dari hidrogen itu sendiri," ucapnya.

Meski baru dalam tahap riset dan pengembangan, disampaikan Deen, sejauh ini riset ini sudah menunjukkan hasil yang cukup signifikan. Namun salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah terkait penyimpanan hidrogen dalam rangka memastikan supaya hidrogen yang disimpan tidak boleh bocor atau keluar.

Sebab jika hidrogen yang bertemu dengan oksigen bisa menimbulkan kerusakan yang tidak diinginkan. Selain itu, permasalahan lain yang menjadi perhatian adalah proses perlakuan dari hidrogen yang cukup rumit.

Baca Juga:Mahasiswa UGM Teliti Limbah Biji Salak dan Kulit Jeruk, Potensi Jadi Obat Alternatif Terapi Kanker Serviks

Belum lagi kekhawatiran terkait apakah alat-alat yang digunakan mampu menanggung beban penyimpanan dari hidrogen itu sendiri. Dalam penelitian penyimpnan hidrogen ini, Deen juga melibatkan banyak mahasiswa dari S3, S2 maupun S1.

Mahasiswa dari universitas lain, yaitu Universitas Udayana dalam kegiatan MBKM Riset ikut dilibatkan dalam penelitian ini. Terlepas dari prosesnya yang rumit, Deen bilang apabila penelitian hidrogen ini bisa diaplikasikan maka akan banyak memberikan manfaat banyak sekali dalam kehidupan sehari-hari.

Pasalnya, hidrogen dapat digunakan tidak hanya sektor energi saja, namun berbagai sektor yang lain. Termasuk transportasi hingga kelistrikan.

"Aplikasi hidrogen dapat dilakukan di banyak sekali sektor di dunia kedepan, tidak hanya sektor energi namun sektor industri, sektor transportasi dan juga sektor kelistrikan," terangnya.

Saat ini Deen tengah melanjutkan risetnya dalam rangka menemukan metode penggunaan hidrogen yang lebih murah dan terjangkau.

"Perhatian untuk kedepannya adalah menghasilkan produksi yang cepat murah dan berkapasitas tinggi," ungkapnya.

Deen berharap pemerintah tetap mendorong dan berkomitmen dalam mendukung penelitian pengembangan energi hidrogen di tanah air. Mengingat hidrogen sangat potensial sebagai sumber bersih dan terbarukan yang nantinya bisa diaplikasikan secara masif.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini