SuaraJogja.id - Kabar duka datang dari dunia kuliner. Pemilik mangut lele legendaris Mbah Marto Ijoyo meninggal dunia, Rabu (6/11/2024).
Meninggalnya pemilik mangut lele legendaris Mbah Marto salah satunya dikabarkan akun Instagram @jogjaku.
Dalam unggahannya tersebut ditampilkan memoriam video suasana rumah makan mangut lele Mbah Marto, termasuk juga ketika Mbah Marto Ijoyo berpose bersama artis serba bisa Soimah.
"Selamat jalan Mbah Marto Ijoyo, semoga husnul khotimah," tulis akun itu.
Baca Juga:Senggolan dengan Pengendara Motor Lain hingga Tertabrak Bus, Pemuda di Sleman Meninggal Dunia
Selain itu, akun resmi dari Pemerintah Bantul juga turut serta memberikan ucapan duka.
"Hallo sedulur Bantul, perintis kuliner legendaris di Bantul, Mbah Marto Ijoyo telah berpulang pagi tadi. Hal tersebut disampaikan pengelola melalui akun instagram @mangutlele_mbokmarto, Turut berduka cita semoga amal ibadah diterima di sisi Allah dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran serta ketabahan," tulisnya.
Sementara itu, akun instagram mangut lele Mbah Marto tampak dibanjiri ucapan duka cita. Terpantau beberapa ucapan datang dari para artis.
"Innalillahi wainailaihirajiun. Setiap ke sana pasti salim dan ngobrol sama Mbah Marto karena kesana bukan cuma mau makan tapi juga mau sambang ke Mbah Marto. Insya Allah husnul khatimah," tulis Mona Ratuliu.
"Swargi langgeng Mbah," ucap Kukuh Kudamai.
Baca Juga:Hendak Mendahului, Pengendara Motor Asal Gunungkidul Tewas Tertabrak Mobil di Dlingo
Ikon Bantul
Mangut lele Mbah Marto Ijoyo merupakan salah satu ikon kuliner di Bantul.
Warung legendaris yang terletak di Jalan Parangtritis KM 14,5 Dusun Gaduh, Patalan, Panggungharjo, Sewon, Bantul ini telah dirintis oleh Mbah Marto sejak tahun 1960-an.
Dahulu, Mbah Marto menjajakan kuliner mangut lele tersebut secara berkeliling.
Kemudian setelah 29 tahun berkeliling, Mbah Marto memutuskan untuk menjajakan mangut lele di kediamannya di Sewon.
Salah satu yang menjadi kekhasan mangut lele Mbah Marto yakni dalam proses memasaknya yang masih secara tradisional.
Sebelum diolah dalam guyuran santan, lele terlebih dulu dilakukan pengasapan. Proses pengasapannya menggunakan batok kelapa yang lokasinya masih satu komplek dengan warungnya.