Akademisi UPN Yogyakarta Sulap Limbah Kayu Jadi Bahan Bakar Ramah Lingkungan

Pemanfaatan Kaliandra merah sebagai bahan baku wood pellet tersebut, lanjut Nurcholis, dapat menjadi solusi reklamasi lahan pasca-tambang untuk kebun energi.

Galih Priatmojo
Jum'at, 06 Desember 2024 | 19:07 WIB
Akademisi UPN Yogyakarta Sulap Limbah Kayu Jadi Bahan Bakar Ramah Lingkungan
Pekerja saat mengukur kadar air pada limbah kayu atau ranting pohon yang diolah menjadi pelet kayu di Tempat Pengolahan Sampah Setempat (TPSS) Sukmajaya Depok Jawa Barat, Jumat (29/1/2021). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/aww.

SuaraJogja.id - Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta mengembangkan "wood pellet" atau pelet dari serbuk kayu yang dipadatkan menjadi bahan bakar ramah lingkungan.

"Wood pellet ini akan lebih ramah lingkungan untuk mengurangi emisi karbon," kata Ketua Tim Peneliti Wood Pellet dari UPN Veteran Yogyakarta Prof Mohammad Nurcholis dalam keterangannya di Yogyakarta, Jumat.

Menurut Nurcholis, pengembangan wood pellet berkolaborasi dengan PT Bukit Asam Tbk (PTBA), bertujuan mendukung pengembangan energi ramah lingkungan sekaligus mempercepat transisi bauran energi di Indonesia.

Pada tahap awal produksinya, kata dia, wood pellet memanfaatkan ranting dan cabang kayu pohon dari lahan kelolaan PTBA.

Baca Juga:Kebakaran Hebat Hanguskan Pabrik Pengolahan Kayu Putih Gunungkidul, 8 Jam Belum Padam

Namun demikian, UPN Veteran Yogyakarta bersama PTBA saat ini tengah mengembangkan budidaya pohon Kaliandra merah sebagai bahan utama wood pellet.

"Kami sudah mulai menanam Kaliandra merah di lahan PTBA sejak awal tahun 2024 yang siap panen dua tahun kemudian, jadi setelah dua tahun kami bisa memproses wood pellet dari Kaliandra merah yakni tanaman hutan yang dapat tumbuh di lahan marginal," katanya.

Pemanfaatan Kaliandra merah sebagai bahan baku wood pellet tersebut, lanjut Nurcholis, dapat menjadi solusi reklamasi lahan pasca-tambang untuk kebun energi.

Selain itu, komposisi wood pellet dalam proses cofiring akan ditingkatkan secara bertahap.

Menurut dia, PTBA akan mencampurkan wood pellet ini dengan batu bara (cofiring) dalam PLTU sehingga menjalin kerja sama penelitian dengan UPN Veteran Yogyakarta untuk menciptakan ekosistemnya dari hulu ke hilir.

Baca Juga:Hanya dengan Kulit Mangga, Empat Mahasiswa UGM Ciptakan Larva Alami Pembunuh DBD

"Mulai dari penanaman Kaliandra merah sampai menjadi wood pellet yang kemudian dicampurkan dengan batu bara atau 'cofiring'," ujarnya.

Sebagai salah satu bentuk energi biomassa, wood pellet tersebut digunakan untuk bahan bakar campuran batu bara di PLTU milik PTBA.

Perusahaan BUMN tersebut, juga telah meresmikan pabrik percontohan (pilot plant) yang memproduksi wood pellet di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, pada Kamis (24/10/2024) lalu. Saat ini kapasitas produksi wood pellet yang mampu dihasilkan dari pilot plant sebanyak 200 kilogram (kg) per jam.

Dirut PTBA Arsal Ismail menyebutkan, pihaknya berkomitmen mendukung transisi energi demi mencapai target Net Zero Emission pada 2060 yang ditetapkan pemerintah, salah satunya melaui wood pellet.

"Kami memiliki visi menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan. PTBA terus bertransformasi untuk mencapai visi tersebut dalam upaya menghadirkan energi tanpa henti untuk negeri," kata Arsal Ismail.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak