SuaraJogja.id - Disamping memiliki batik dan Sumbu Filosofi, Jogja juga mempunyai kopi merapi sebagai ikon. Melihat potensi yang besar tersebut, Opaper App menggelar kompetisi dan workshop bertajuk Cerita dan Rasa Kuliner Nusantara atau Ceria.
Agenda tersebut tak lain untuk mendorong kopi merapi pertama menjadi satu diantara sekian warisan ikonik bangsa Indonesia. Kemudian mengenalkan jenis kopi asli Jogja tersebut di kancah internasional.
Febriana Dian selaku lead acara Ceria menjelaskan Jogja merupakan tempat kedua dalam kegiatan road show Ceria setelah sebelumnya dihelat di Batu, Malang.
Ia menyebut kegiatan road show Ceria tersebut tak lain untuk meng-highlight ragam kekayaan bahan pangan nusantara yang banyak diantaranya masih dipandang sebelah mata.
Baca Juga:Lebih dari Sekedar Pesta Rasa, Tentrem Cultural Week Angkat Kearifan Lokal Yogyakarta
"Jadi Indonesia ini kan kaya akan bahan pangan tapi masih banyak yang urung dikelola dengan maksimal. Oleh karenanya kami mendorong agar warisan ini bisa dimunculkan dan dikenal luas," terangnya Rabu (4/12/2024).
Dalam kegiatan yang dipusatkan di kawasan lereng Merapi, Sleman, kegiatan Ceria yang diinisiasi Opaper App mengundang para anggota komunitas, pelaku usaha hingga akademisi untuk membuat kreasi dan produk baru dari bahan kopi Merapi.
Pada kompetisi yang digelar terdapat 60 kontestan yang kemudian akan dipilih 20 finalis.
Mereka kemudian disertakan dalam lokakarya yang berlangsung di kedai Kopi Merapi yang terletak di kawasan Cangkringan.
Disamping mencicipi produk kopi merapi para peserta juga diajak untuk mengunjungi kebun hingga pengolahan kopinya.
"Nantinya produk yang dikreasikan para finalis akan ditampilkan pada Grand Final yang dihelat pada 8 Desember 2024. Pemenang kompetisi ini nanti akan berkesempatan menampilkan produk mereka di ajang Melbourne Food and Wine Festival 2025 yang merupakan acara food festival terbesar di dunia," jelasnya.
Sementara itu Pengelola Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya atau P4S, Husein Faisal Ridho menjelaskan tren harga kopi yang saat ini terus meroket akibat dampak impor yang turun sebetulnya justru memberi peluang bagi para petani kopi lokal untuk tampil maksimal terutama meningkatkan hasil panennya.
"Tujuannya tentu agar bisa ikut mengambil bagian memenuhi permintaan pasar plus juga menunjukkan bahwa produk lokal punya kualitas yang tak kalah dari produk impor," jelasnya.
"Hal ini seperti kopi merapi yang sempat rusak akibat erupsi 2010 silam, kini berangsur bisa bangkit untuk menambah produktivitasnya," imbuhnya.