Arif Mustofa, Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinkes Kulon Progo, menjelaskan bahwa tingginya kasus DBD disebabkan oleh kurangnya pemberantasan sarang nyamuk, yang berdampak pada peningkatan populasi jentik nyamuk.
"Jika saat ini banyak warga yang terjangkit, artinya penularan DBD kemungkinan telah terjadi sejak sebulan lalu," ujar Arif.
Arif yang juga seorang epidemiolog menambahkan, hasil pemeriksaan epidemiologi menunjukkan angka perkembangan jentik nyamuk di Kapanewon Sentolo melampaui ambang batas standar, terutama pada akhir November 2024.
"Solusi utama untuk menekan angka DBD adalah dengan memperkuat upaya pemberantasan sarang nyamuk di seluruh wilayah terdampak," jelas Arif.
Baca Juga:Sepekan Program CKG Berjalan di Kulon Progo, Dinkes Sebut Partisipasi Minim Perlu Sosialisasi Lebih
Dinkes Kulon Progo juga memastikan kesiapan layanan rujukan kesehatan untuk menangani lonjakan pasien DBD. Hingga saat ini, seluruh pasien yang terinfeksi telah mendapatkan perawatan medis yang memadai.