Selain itu, menanggapi dengan santai dan humor dapat menjadi solusi agar obrolan tetap ringan dan nyaman.
"Jika sudah mulai merasa tidak nyaman, coba alihkan pembicaraan ke topik lain. Yang paling penting adalah jangan terlalu dipikirkan. Jika mulai merasa terganggu, cobalah untuk tarik napas dalam dalam dan tenangkan diri. Kalau perlu, tidak ada salahnya untuk bersikap jujur dan terbuka untuk membuatmu lebih nyaman,” paparnya.
Anisa juga mengingatkan untuk tetap menghadapi pembicaraan dengan santai tanpa terbawa perasaan. Jangan biarkan perkataan orang lain membuat diri merasa tidak cukup baik.
Sebab, biasanya orang lain menyampaikan pertanyaan hanya sekedar basa-basi tanpa memiliki maksud tertentu.
Baca Juga:Lebaran 2025: Jogja Kehilangan Tradisi Open House Bersama Sultan HB X, Ini Penyebabnya
"Ingat, setiap orang memiliki perjalanan hidupnya sendiri. Tidak ada yang perlu dikejar hanya karena ekspektasi sosial," ucapnya.
Apabila berbagai pertanyaan-pertanyaan yang muncul saat lebaran masih mengganggu atau membebani, Anisa mengingatkan kembali bahwa jangan pernah merasa sendirian.
Ia bilang FEB UGM pun menyediakan fasilitas layanan kesehatan mental melalui CSDU yang memberikan layanan konsultasi gratis dengan profesional yang selalu siap membantu.
Selain itu, FEB juga memiliki Peer Support yaitu teman sebaya yang bisa diajak berbagi cerita dan mencari solusi bersama.
Untuk diketahui, momen lebaran sendiri memang menjadi ajang silaturahmi. Namun beberapa orang justru khawatir terhadap pertanyaan yang tak nyaman untuk dirinya sendiri.
Baca Juga:Sleman Siap Sambut Pemudik, Perbaikan Jalan Dikebut jelang Lebaran 2025