BI Yogyakarta Catat Penurunan Drastis Peredaran Uang Tunai saat Lebaran, Tren Transaksi Berubah

Dia tak memungkiri bahwa kini transaksi secara digital menjadi pilihan masyarakat.

Muhammad Ilham Baktora
Jum'at, 11 April 2025 | 16:39 WIB
BI Yogyakarta Catat Penurunan Drastis Peredaran Uang Tunai saat Lebaran, Tren Transaksi Berubah
Ilustrasi QRIS dan pembayaran non tunai. (Pixabay)

Sementara itu, transaksi dengan uang elektronik juga mengalami peningkatan.

Hermanto menyebutkan bahwa nilai transaksi uang elektronik naik 10,1 persen dari Rp1,58 triliun di Januari-Februari 2024 menjadi Rp1,74 triliun di periode yang sama tahun ini.

Meski peredaran uang tunai menurun, BI DIY sebelumnya tetap memfasilitasi layanan penukaran uang kepada masyarakat. Selama periode Ramadan hingga Idul Fitri kemarin realisasi penukaran uang mencapai Rp43,9 miliar.

"Realisasi uang yang ditukarkan oleh masyarakat periode RAFI 2025 sebesar Rp43,9 miliar," tandasnya.

Baca Juga:Jogja Masuk 11 Besar, OJK Terima 58 Ribu Lebih Aduan Kejahatan Keuangan

Salah seorang pemuda di Jogja, Ian (28) mengakui memang lebih memilih untuk melakukan pembayaran secara non-tunai.

Hal itu menurutnya lebih praktis ketimbang harus membawa uang tunai di dompet.

"Sudah jarang banget sekarang pakai uang tunai. Sekarang semua pake QRIS, cuma parkir paling yang enggak. Jadi uangnya tinggal receh-receh aja sih," ungkap Ian.

Budaya masyarakat di era digital ini memang tak lepas dari kemudahan dalam segala hal.

Penggunaan uang digital sebagai transaksi pembelian pun menjadi pilihan sebagian besar masyarakat di Indonesia.

Baca Juga:Kemiskinan di Jogja Turun Signifikan, BI DIY: Pengendalian Inflasi dan Jaga Daya Beli Warga jadi Kuncinya

Mengutip dari pajakku.com, data dari BI, nilai transaksi digital banking telah meningkat hingga 45,64 persen atau Rp39.841,4 triliun secara tahunan (year-on-year) di tahun 2021 lalu sejak QRIS banyak dikenalkan ke orang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak