Kini, di usianya yang lebih dari setengah abad, pria kelahiran 1968 itu masih berdiri di tempat yang sama. Melakukan hal yang sama, memotong rambut.
"Kalau dari luar kota mau potong di ringin alun-alun, ora mungkin kecelek wong ora tau lungo [tidak mungkin kecele sebab tidak pernah pergi]. Ndilalah ya sehat terus ngono lho," ucapnya sambil tertawa.
Dan memang, pohon beringin itu seperti rumah, tempat berpulang, tempat menggantungkan harapan. Sementara Udin, adalah penjaga keteduhan, yang dengan sepasang tangan dan sepenuh jiwa, menjaga rambut tetap rapi dan hidup tetap bersahaja.
Baca Juga:Pascaefisiensi Anggaran, Puteri Keraton Yogyakarta Pertahankan Kegiatan Budaya yang Terancam Hilang