SuaraJogja.id - Pria berinisial MN yang disebut-sebut sebagai dosen asal Semarang, Jateng yang tewas bersimbah darah di Jalan Pandega Martha, Manggung, Caturtunggal, Depok, Sleman, Selasa (22/4/2025) masih menjadi misteri.
Pria 30 tahun tersebut sangat dekat dengan pemilik indekost termasuk penghuni kamar di tempat dia tinggal.
Namun kematiannya yang tiba-tiba membuat terkejut pemilik kos lantaran MN masih sering berinteraksi.
Kematian MN pun menjadi bola liar di media sosial, terutama di Twitter. Tak sedikit yang berbelasungkawa dan ada beberapa yang mempertanyakan komunikasi dengan para penghuni kos.
Baca Juga:Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Indekost Sleman, Ini Perangai Pria Berinisial MN
Kematian MN pun dianggap janggal oleh publik setelah mengetahui bahwa korban orang yang cukup dekat dengan warga serta pemilik kos.
1. Penghuni Tak Ada yang Sadar
Kematian MN seharusnya bisa terdeteksi lebih cepat dan tak harus menunggu aroma tak sedap dari kamar korban.
Jika melihat dari desain foto indekost yang tersebar di media sosial, ketika satu orang tak keluar lama dari kos, penghuni lainnya bisa mengecek dengan cepat.
Kasat Reskrim Polresta Sleman, AKP Riski Adrian juga menjelaskan bahwa dari keterangan saksi, bau tak sedap itu muncul sejak Sabtu (19/4/2025).
Baca Juga:Rentetan Maut di Kos Jogja Kembali Terjadi! Dosen Jadi Korban, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
2. Korban adalah Pria Aktif
Dari keterangan pemilik kos, Dimas, korban adalah pria dengan aktivitas yang cukup banyak. Bahkan saat sore hari, MN biasa berolahraga.
Di sisi lain, MN diketahui juga mengajar, seharusnya MN juga langsung dicari keberadannya ketika Senin (21/4/2025) tak terdengar kabar.
3. Sempat Dikira Kucing
Kematian korban sempat ramai di medsos Twitter. Dari tangkapan layar seorang pria yang diduga menyewa kos di lokasi yang sama menganggap kucing yang tewas.
Namun setelah muncul di pemberitaan baru diyakini bahwa yang tewas adalah manusia.
4. Taburan Bubuk Kopi
Kasus ini menjadi janggal lagi karena setelah kematian korban, terlihat bubuk kopi yang ditaburkan.
Hal itu dibagikan oleh pengguna akun Twitter @mindflyerr. Menurutnya penaburan bubuk kopi ini menjadi pertanyaan apakah itu sudah selesai olah TKP oleh kepolisian.
Beberapa netizen juga berasumsi bahwa bubuk kopi tersebut disebar untuk menutupi dan mengurangi bau busuk. Kendati begitu, masih banyak diperdebatkan.
5. Tidak Terbuka
MN meskipun dekat dengan pemilik kos namun tidak terbuka. Sependek sepengetahuan Dimas, korban masih melanjutkan pendidikan.
Namun MN juga bekerja sebagai pengajar. Kendati begitu, Dimas tak paham di mana korban ini mengajar.
"Maksudnya dia lanjut S3 atau apa begitu, setahu saya. Terus sama ngajar, tapi ngajarnya enggak tahu di UGM-nnya tahu di les-nya atau apa," ujar Dimas.
Meski masih menjadi misteri penyelidikan kasus kematian dosen bersimbah darah ini masih ditelusuri kepolisian.
Kematian MN juga memicu pertanyaan soal CCTV yang terpasang di indekost.
Kasat Reskrim Polresta Sleman, AKP Riski Adrian menyebutkan sudah mengamankan sejumlah CCTV di lokasi kejadian.
"CCTV juga sudah kita ambil dari beberapa titik," ujar Adrian.
Meski begitu pihaknya belum bisa memastikan isi dari rekaman CCTV itu untuk mengungkap kasus tersebut.
Mengenai dugaan yang mencuat apakah korban pembunuhan atau tidak, polisi urung mau memberikan keterangan lebih jauh sebelum hasil autopsi keluar.
"Mengenai adanya dugaan pembunuhan atau tidak itu nanti ya tunggu hasil forensik," imbuh Adrian.
Lebih jauh, Adrian juga mengungkapkan pihaknya masih terus menyelidiki kasus kematian warga Semarang tersebut.
Disamping memeriksa saksi-saksi dan CCTV di indekost tersebut, pihaknya juga mengamankan beberapa barang untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.