Diabetes Renggut Nyawa Hamzah Raminten: Warisan Budaya & Bisnisnya Dikenang

Hamzah memang sejak kecil dikenal suka menari dan bermain ketoprak.

Muhammad Ilham Baktora
Kamis, 24 April 2025 | 12:53 WIB
Diabetes Renggut Nyawa Hamzah Raminten: Warisan Budaya & Bisnisnya Dikenang
Para pelayat menghadiri persemayaman almarhum Hamzah Sulaiman di PUKJ, Kamis (24/4/2025). [Kontributor Suarajogja.id/Putu]

SuaraJogja.id - Yogyakarta kehilangan salah satu seniman sekaligus pengusaha, Hamzah Sulaiman atau yang lebih dikenal dengan Hamzah Raminten.

Menderita sakit sejak beberapa waktu terakhir, pemilik Hamzah Batik dan House of Raminten ini meninggal dunia di RSUP Dr Sardjito pada Rabu (23/4/2025) sekitar pukul 22.34 WIB dalam usia 75 tahun.

Jenazah almarhum pun disemayamkan di Perkumpulan Urusan Kematian Jogjakarta (PUKJ), Kamis (24/4/2025). Didampingi keluarga dan kerabat, para pelayat pun berdatangan silih berganti untuk memberikan penghormatan terakhir.

Sejumlah karangan bunga juga mulai berdatangan di PUKJ, termasuk dari Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo.

Baca Juga:Ikon Raminten Tutup Usia, Ini Sepak Terjang Seniman dan Pengusaha Kuliner Jogja Hamzah Sulaiman

Parjirono Wijoyo, Tim Pengembangan Hamzah Batik disela persemayaman mengungkapkan, Hamzah sempat masuk ke Sardjito pada Senin (21/4/2025) karena kesehatannya yang makin memburuk.

Selama ini seniman tersebut memang berjuang melawan penyakit diabetes yang dideritanya sejak lama.

"Senin pagi masuk rumah sakit, meninggal karena penyakit tua biasa dan kebetulan beliau ada penyakit gula," jelasnya.

Menurut Aji, almarhum rencananya akan dikremasi pada Sabtu (26/4/2025) besok.

Selama beberapa hari kedepan, keluarga menerima kerabat dan para pelayat yang berbondong-bondong ingin datang dan melihat almarhum untuk terakhir kalinya.

Baca Juga:Paus Fransiskus Wafat: Kenangan Kunjungan ke Indonesia & Seruan Perdamaian Abadi di Hati Umat Yogyakarta

Seluruh toko yang dimiliki Hamzah pun ditutup pada Kamis ini. Mereka memberikan kesempatan pada karyawan untuk datang melayat.

"Untuk semua toko di Malioboro dan Jalan Kaliurang dan oleh-oleh di Ngampilan dan Kotabaru juga ditutup hari ini sebagai penghormatan pada bapak," jelasnya.

Aji menyebutkan, bagi keluarga besar Hamzah Batik dan Raminten, selama ini almarhum dikenal sebagai sosok yang rendah hati, inspiratif. Hamzah juga sangat membanggakan karena menjadi pelestari budaya sejak lama.

Hamzah juga merupakan figur yang ikonik dengan sosok perempuan Raminten. Tak hanya jadi merek dagang, Raminten merupakan bagian dari perjalanan sejarah hidup Hamzah.

Nama Raminten didapat Hamzah saat dia bermain ketoprak di salah satu stasiun TV lokal di Yogyakarta. Raminten merupakan sosok perempuan Jawa yang sudah tua dengan mengenakan sanggul, kebaya dan jarik. Raminten juga pandai menyanyikan tembang Jawa sekaligus pintar menari.

Nama Raminten memiliki arti yang dalam. Raminten diambil dari kata ras pinten jika diartikan dalam bahasa Indonesia berarti tidak seberapa

Hamzah Sulaiman (Raminten) meninggal dunia (kolase X dan Instagram/@houseoframinten]
Hamzah Sulaiman (Raminten) meninggal dunia (kolase X dan Instagram/@houseoframinten]

"Artinya enggak seberapa sepele-sepele saja, sosok yang sederhana, yang inginnya selalu membantu dan berbuat baik," jelasnya.

Hamzah memang sejak kecil dikenal suka menari dan bermain ketoprak. Karena dia seringkali diundang untuk mengisi berbagai acara. Dia bahkan sempat ditawari mengisi acara situasi komedi (sitkom) di TV lokal.

Dari situlah dia kemudian menggunakan figur Raminten untuk membuka usaha kuliner. Tempat makan ini khusus menyajikan beragam menu kuliner khas Yogyakarta yang dibalut dengan seni.

"Dalam sitkom itu dipakai beliau nama Raminten dan akhirnya jadi inspirasi bagi kami akhirnya kita kuatkan dipakai untuk brand di bisnis beliau," paparnya.

Sebagai pelestari seni dan budaya, lanjut Aji, Hamzah bahkan mendapatkan penghargaan dari Keraton Yogyakarta. Hamzah diberi gelar Kanjeng Mas Tumenggung (KMT) Tanoyo Hamiji Nindya.

"Beliau sangat memiliki rasa ingin berbakti ke Keraton Yogyakarta, salah satunya dengan melestarikan budaya Jogja dan dapat gelar dari Keraton," imbuhnya.

Hamzah Sulaiman juga menghidupkan budaya di Yogyakarta. Meskipun dari keluarga yang berada yang tergabung dalam Group Mirota, tak sulit bagi almarhum untuk melestarikan budaya.

Berstatus anak dari pendiri usaha ritel terbesar se-Jogja, Hamzah juga melihat peluang besar untuk berbisnis sembari memelihara budaya yang ada.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak