Namun kebijakan tersebut juga dinilai belum bisa memenuhi kebutuhan guru BK di DIY untuk seluruh jenjang pendidikan.
"Kita akhirnya memaksimalkan jumlah guru BK yang ada di sekolah. Kalau misalnya harusnya ada 8 atau 5 guru BK, ya satu sekolah akhirnya hanya ada 1 guru. Saya pernah mengajar [sebagai guru BK] satu sekolah sendiri, jadi kerjanya harus ekstra betul-betul," tandasnya.
Sementara Dosen UMY, Sobar Johari mengungkapkan guru BK memegang peranan krusial dalam proses pembelajaran dan pendampingan psikologis siswa.
Karenanya sekitar 300 guru BK di DIY diajak mengikuti Campus Tour untuk menambah wawasan akan pendidikan tinggi di DIY.
Baca Juga:DIY Darurat Uang Palsu? 889 Ribu Lembar Ditemukan dalam 3 Bulan Pertama 2025
"Guru BK menjadi mitra penting bagi UMY dalam mengarahkan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Kami membuka peluang kerjasama dengan guru BK di seluruh Indonesia," imbuhnya.
Guru Bimbingan dan Konseling (BK) bukan sekadar "penjaga kedisiplinan", tapi pilar penting dalam membentuk karakter, mental, dan arah masa depan siswa. Ini beberapa alasan kenapa guru BK sangat vital.
a. Pendamping Perkembangan Psikologis Siswa
Guru BK menangani isu yang tidak selalu tampak di permukaan—seperti tekanan mental, krisis identitas, konflik keluarga, hingga keresahan sosial. Dalam masa remaja, peran ini sangat krusial karena siswa sedang dalam fase membentuk jati diri.
b. Mediator Antara Siswa, Guru, dan Orang Tua
Baca Juga:Diabetes Renggut Nyawa Hamzah Raminten: Warisan Budaya & Bisnisnya Dikenang
Guru BK sering menjadi jembatan antara siswa dengan lingkungan sekitarnya, terutama saat terjadi masalah. Mereka membantu menyampaikan persoalan dengan cara yang tidak menyudutkan siapa pun dan tetap berorientasi pada solusi.