Sekolah ini tidak mengajarkan kurikulum akademik layaknya sekolah formal, melainkan fokus pada kesehatan jasmani dan rohani, keterampilan hidup (life skill) sederhana lalu pembinaan spiritual dan psikososial, serta sosialisasi dan pertemanan antar sesama lansia.
Secara umum, program ini dianggap tepat dan relevan, terlebih dengan kondisi demografis Indonesia yang menuju aging population.
Sekolah lansia menjawab kebutuhan non-material yang kerap diabaikan, seperti kasih sayang, pengakuan sosial, dan aktualisasi diri.
Program ini tentu membutuhkan banyak dukungan, maka dari itu beberapa instansi perlu ikut berkolaborasi.
Baca Juga:Jabatan Penting di Sleman Segera Diisi, Bupati Sleman Prioritaskan Eselon 3 dan 4
Artinya harus ada dukungan yang berlanjut dari APBD. Selanjutnya melibatkan komunitas lokal dan generasi muda untuk pendampingan.
Program ini juga cocok untuk diperluas ke desa-desa terpencil yang tidak sebatas di wilayah kota dan kabupaten.
Sekolah lansia bukan hanya tempat belajar, melainkan ruang hidup yang membangkitkan semangat dan makna di usia senja.
Program ini bukan hanya tepat, tetapi juga penting dalam membangun masyarakat yang inklusif, menghargai pengalaman hidup, dan memberikan tempat yang layak bagi mereka yang pernah berjuang membangun negeri ini.
Baca Juga:Bupati Sleman "Diwanti-wanti" Sultan: Pesan Mendalam di Balik Gelar Baru dari Keraton Yogyakarta