Pameran Sing Penting Madhang: PFI Jogja Bongkar Filosofi Makan Lebih dari Sekadar Perut Kenyang

Maka dari itu pameran Sing Penting Madhang Sultan memaknai dengan nilai 'Madhang Gawe Padang' yang berarti makan membuat terang.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 04 Mei 2025 | 19:37 WIB
Pameran Sing Penting Madhang: PFI Jogja Bongkar Filosofi Makan Lebih dari Sekadar Perut Kenyang
Pameran fotografi jurnalistik 'Sing Penting Madhang' di Art Gallery Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) Universitas Gadjah Mada (UGM). (dok.Istimewa)

SuaraJogja.id - Pewarta Foto Indonesia (PFI) Jogja menggelar pameran fotografi jurnalistik. Tema yang diangkat untuk kali ini adalah 'Sing Penting Madhang'.

Pameran yang menampilkan foto karya Pewarta Foto Indonesia (PFI) Yogyakarta ini berlangsung 1-8 Mei 2025 di Art Gallery Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) Universitas Gadjah Mada (UGM). Total ada 126 karya foto hasil bidikan 25 anggota PFI Yogyakarta.

Ketua PFI, Andreas Fitri Atmoko mengatakan, pewarta foto adalah mata publik yang menyampaikan fakta melalui karya foto jurnalistik berintegritas.

Maka dari itu, pameran ini hadir setiap tahun yang dapat dinikmati maupun direnungi publik.

Baca Juga:PNS Sleman Disekap, Foto Terikat Dikirim ke Anak: Pelaku Minta Tebusan Puluhan Juta

'Sing Penting Madhang' yang dalam Bahasa Indonesia berarti yang penting makan, memang terkesan sebagai tema yang sederhana. Namun, Andre bilang, jika diselami, kalimat ini luas dan kompleks maknanya.

"Guyon Jawa itu justru menyangkut sesuatu yang sangat mendasar dalam kehidupan. Kebutuhan manusia untuk bertahan hidup dan terus bergerak di tengah situasi yang kadang tak ideal," kata Andre, dikutip Minggu (4/5/2025).

Lewat frasa ini, PFI Yogyakarta mengajak untuk merenungi perjuangan rakyat kecil, dinamika sosial, tentang bagaimana manusia bertahan dengan caranya masing-masing.

"Foto-foto ini bukan hanya bicara makan dalam arti harafiah tetapi juga menyiratkan perjuangan ekonomi, politik, budaya, hingga realitas pada tantangan zaman," ucapnya.

Sementara itu Ketua Pameran, Dwi Oblo Prasetyo, mengatakan lokasi pameran ini yakni GIK yang dulu merupakan Gelanggang Mahasiswa adalah tempatnya bertumbuh semasa berkuliah. Suatu kebanggaan baginya pameran PFI bisa berlangsung di GIK.

Baca Juga:Dipanggil Sultan, Wali Kota Hasto Wardoyo Didesak Segera Atasi Ruwetnya Masalah Kota Jogja

Sejumlah pengunjung mendatangi Pameran PFI Jogja di UGM. (dok.Istimewa)
Sejumlah pengunjung mendatangi Pameran PFI Jogja di UGM. (dok.Istimewa)

"Dulu itu rumah saya di sini, Gelanggang Mahasiswa," kata Dwi Oblo.

"Ini setelah beberapa tahun ini kok ada ide pameran di sini, saya sangat berbangga," tuturnya.

Madhang Gawe Padang

Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X turut mengapresiasi pameran Sing Penting Madhang'.

"Bagi masyarakat Jawa madhang bukan sekadar perkara perut, melainkan filosofi tentang hidup yang utuh," kata Kepala Dinas Kominfo DIY, Hari Edi Tri Wahyu Nugroho, yang hadir dan membacakan sambutan Sultan.

Lanjutnya, maka dari itu pameran Sing Penting Madhang Sultan memaknai dengan nilai 'Madhang Gawe Padang' yang berarti makan membuat terang.

"Makan bukan sekadar konsumsi tapi kontribusi pada dimensi hidup secara holistik," jelasnya.

Fotografi, lanjutnya memiliki kekuatan bukan hanya sekadar visualisasi tapi bahasa universal yang mampu menembus batas budaya dan ideologi.

"Dengan konteks hari ini fotografi bisa menjadi sastra visual yang menyuarakan kebenaran dan menurunkan kebisingan kebohongan yang kian ingar bingar di era post truth," kata dia.

Secara umum, pameran fotografi memiliki peran besar dalam perkembangan masa depan dunia fotografi Indonesia, baik dari sisi edukasi, apresiasi, hingga profesionalitas.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa pameran fotografi bisa menjadi penyalur positif dan bahkan mampu mendorong kemajuan industri fotografi nasional:

1. Ajang Apresiasi dan Validasi Karya Fotografer

Pameran adalah panggung penting bagi fotografer untuk menunjukkan karyanya kepada publik.

Ini bukan hanya soal eksistensi, tapi juga bentuk apresiasi dan pengakuan dari sesama fotografer, kritikus seni, dan masyarakat umum.

Validasi ini dapat mendorong para fotografer, baik pemula maupun profesional, untuk terus berkembang secara teknis dan artistik.

2. Pendidikan Visual dan Literasi Fotografi

Pameran menjadi ruang edukatif. Pengunjung bisa belajar banyak hal mulai dari teknik pengambilan gambar, narasi visual, hingga pemaknaan sosial dan budaya di balik foto.

Ini secara tidak langsung membentuk masyarakat yang lebih melek visual dan menghargai kerja keras di balik satu foto.

3. Peluang Kolaborasi dan Jejaring

Di pameran, fotografer bisa bertemu dengan seniman visual lain, kurator, galeri, hingga calon klien. Ini membuka ruang kolaborasi lintas disiplin yang sangat penting dalam memperluas cakrawala karya fotografi.

Tidak jarang, dari pameran ini lahir proyek-proyek kreatif yang berdampak besar.

4. Mendorong Industri Kreatif Lokal

Ketika pameran digelar, apalagi secara rutin dan profesional, ini menciptakan ekosistem ekonomi kreatif—dari percetakan foto, desain grafis, galeri seni, hingga penjualan karya.

Semua ini menggerakkan roda industri fotografi secara konkret, tidak hanya sebagai hobi, tapi profesi yang layak dan menjanjikan.

5. Mengangkat Isu Sosial dan Budaya

Banyak pameran fotografi yang mengangkat isu-isu lokal: kehidupan desa, budaya daerah, hingga isu lingkungan dan sosial.

Ini memperlihatkan bahwa fotografi bukan hanya tentang estetika, tapi juga media komunikasi dan perubahan sosial.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak