Hal itu yang akhirnya mendorong muslimah untuk memiliki mukena yang mudah dibawa kemanapun tanpa berbagi dengan orang lain.
"Dulu mukena itu ya mukena, hanya saja kami mencoba menghadirkan solusi dengan menghadirkan mukena travel ini di situasi Covid-19 itu," ujar dia.
Terlepas dari itu, Annisa juga menjelaskan bahwa pembuatan produk mukena travel ini karena setiap muslimah yang akan melakukan ibadah shalat lima waktu tak melulu di rumah.
"Jadi kan dari lima waktu [shalat] ini setidaknya ada 2 ibadah yang mesti dilakukan di luar rumah, maka produk ini kita buat untuk muslimah ketika bepergian," ujar dia.
Baca Juga:Pameran Sing Penting Madhang: PFI Jogja Bongkar Filosofi Makan Lebih dari Sekadar Perut Kenyang
Tawarkan Produk Berkualitas
Tak hanya mukena yang menjadi unggulan, DS Modest yang sudah merambah di sejumlah marketplace juga menawarkan produk fashion muslim lain seperti hijab.
![Salah satu produk hijab dari DS Modest, brand lokal asal Jogja. [Baktora/Suarajogja]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/07/59299-produk-hijab.jpg)
Annisa menjelaskan bahwa hijab yang ditawarkan memang memiliki kualitas lebih dibanding hijab pada umumnya.
Jika hijab di pasaran dijual seharga Rp15-45 ribu, DS Modest bisa memberikan kualitas lebih baik dengan harga sekitar Rp100 ribu. Namun ia menawarkan kualitas kain serta wangi khas yang tak mudah hilang ketika berkali-kali dicuci.
Annisa tak menampik bahwa brand fashion lokal miliknya menghadirkan kualitas lebih. Bahkan mereka juga membuat komunitas fashion yang diikuti sekitar 116 anggota.
Baca Juga:Rentetan Maut di Kos Jogja Kembali Terjadi! Dosen Jadi Korban, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Hal itu tak lain untuk menyelaraskan bagaimana brand Fashion terus dikembangkan di era digital.
Apalagi menjual produknya di Shopee, jangkauan pembeli lebih luas hingga ke luar negeri.
"Pembeli yang sudah sampai di luar negeri dari Malaysia. Memang tren social commerce ini berubah cepat, begitu juga dengan kita yang harus beradaptasi," ujar dia.
Produksi yang dijalankan DS Modest sendiri sudah menyentuh Rp3-4 miliar per bulannya.
Kelemahan Bisnis Fashion di Indonesia
Annisa menerangkan bahwa saat ini pengusaha yang sudah memiliki brand tak perlu berperang terhadap harga yang lebih murah.